Karena tidak tahu, konsumsi makanan sehat di Indonesia masih rendah

Senin, 8 Februari 2016 | 14:01 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi makanan bergizi guna meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia.

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof Hardinsyah mengatakan saat ini tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap menu makanan yang seimbang dan bergizi masih sangat rendah. Rendahnya konsumsi makanan bergizi ini, kata Hardinsyah, sebenarnya lebih dikarenakan faktor ketidaktahuan, bukan karena ketidakmampuan finansial.

”Konsumsi pangan hewani, buah dan sayur di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Dan penyebab utamanya bukan kemiskinan tetapi ketidaktahuan,” kata Prof Hardinsyah disela seminar Gizi sebagai rangkaian peringatan Hari Gizi Nasional 2016 di kampus C Universitas Airlangga, Surabaya, Sabtu (6/2/2016).

Ia menjelaskan, dengan penduduk miskin di Indonesia hanya 11% artinya 89% persen diantaranya tidak miskin. Tetapi hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa 93,55 penduduk Indonesia berusia kurang dari 10 tahun berperilaku konsumsi sayur dan buah yang kurang.

Sedangkan konsumsi pangan hewani pada ikan, telur dan susu pada masyarakat Indonesia masih di bawah rata-rata konsumsi pangan hewani masyarakat di ASEAN.

Jatim sendiri mencatat prevalensi penduduk berusia kurang dari 10 tahun yang berperilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 95,4%. Naik dari prevalensi 2007 sebesar 90,7% dan lebih tinggi dai prevalensi nasional.

Menurutnya, yang terjadi di masyarakat terpenting mengkonsumsi pangan sudah mewakili unsur 4 sehat 5 sempurna sudah cukup,”Padahal mengkonsumsi pangan yang sehat, harus betul betul memahami tingkat kebutuhan gizi yang seimbang, yaitu sayur, buah dan ikan, untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi makro dan mikro,” tuturnya.

Ia mencontohkan, berdasarkan 26 studi yang dilakukan kepada 150.278 masyarakat yang mengkonsumsi ikan bahwa, mampu menurunkan tingkat resiko depresi hingga 17%.

”Kami dari Pergizi Pangan Indonesia berupaya mendorong kesadaran masyarakat akan manfaat pangan hewani, buah dan sayur meningkatkan perilaku konsumsi beragam makanan bergizi sejak usia dini, hal ini penting dalam mewujudkan gizi seimbang untuk mewujudkan bangsa sehat berprestasi,” kata Hardinsyah.

Seminar ilmiah’Mewujudkan Gizi Seimbang Menuju Bangsa Sehat Berprestasi’ diikuti kurang lebih 350 peserta yang terdiri dari akademisi, ahli gizi, ahli pangan, pengelola dan pelaksana program gizi dan pangan, pengurus organisasi wanita, pengurus TP PKK, tokoh pemudan dan tokoh masyarakat serta khalayak umum. Setelah Surabaya, Seminar serupa akan diselenggarakan di Bogor dan Pekanbaru. kbc8

Bagikan artikel ini: