BKPM klaim Malaysia siap berinvestasi di RI senilai Rp7,9 triliun

Minggu, 1 Mei 2016 | 21:47 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim  telah mengantongi minat investasi sebesar US$575 juta atau setara Rp7,9 triliun dengan asumsi kurs US$ dalam APBN Rp13.500 dari acara investment forum Indonesia-Malaysia yang digelar di Kuala Lumpur.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (1/4/2016), mengatakan, nilai minat investasi tersebut diperoleh dari beberapa sektor yakni sektor telekomunikasi, jasa angkutan udara dan perdagangan, infrastruktur, ketenagalistrikan, properti, kawasan industri, pengolahan makanan, serta daur sampah ulang sampah elektronik.

Franky menyatakan minat investasi yang disampaikan oleh pengusaha Malaysia tersebut tergolong serius. "Dan minat investasi di bidang infrastruktur dan kawasan industri merupakan sektor prioritas dan memiliki nilai yang signifikan," kata Franky.

Menurut Franky tim pemasaran BKPM (Marketing Officer) akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengawal minat investasi yang disampaikan. "Koordinasi dilakukan dengan KBRI Kuala Lumpur dan kementerian teknis terkait," ujarnya.

Lebih lanjut Franky menyatakan kegiatan Indonesia-Malaysia Investment Forum merupakan inisiatif bersama KBRI Kuala Lumpur dan BKPM, yang sangat positif untuk menjaring minat investasi. Selama ini, kata dia, meskipun negara terdekat namun dari sisi pemasaran Malaysia tidak banyak disentuh.

Pihaknya, kata Franky juga telah mengadakan one on one meeting dengan beberapa investor Malaysia yang bergerak di sektor telekomunikasi dengan nilai US$10 juta dan jasa angkutan udara dan perdagangan US$60 juta. Kemudian KBRI Malaysia dan Kantor Perwakilan BKPM Singapura yang menangani kawasan ASEAN juga menggelar "Investment Clinic" untuk menjaring detail minat investasi.

Tercatat 38 investor yang mengikuti kegiatan tersebut. Dan dari Investment Clinic ini diperoleh minat investasi dari berbagai sektor di antaranya infrastruktur sebesar US$287,5 juta, industri proses makanan sebesar US$10 juta, industri daur ulang sampah elektronik sebesar US$10 juta, kawasan industri pariwisata US$100 juta, ketenagalistrikan US$27,5 juta, serta sektor properti sebesar US$70 juta.

Sementara itu Direktur IIPC Singapura Ricky Kusmayadi mengatakan, hasil Klinik Investasi ini menunjukan minat investor Malaysia ke Indonesia cukup tinggi dan mereka sangat menyambut baik percepatan serta perbaikan perizinan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.Tahun lalu, Malaysia tercatat menduduki peringkat kedua sebagai asal negara investasi atau dalam enam tahun terakhir periode 2010-2015 tercatat di peringkat kelima dengan nilai investasi US$7,2 miliar.

Feanky menambahkanMalaysia merupakan salah satu negara prioritas pemasaran investasi Indonesia. Dari data BKPM periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi investasi dari Malaysia berada di peringkat 9 asal negara investasi. Realisasi investasi yang masuk dari Malaysia tercatat US$101 juta dengan jumlah proyek 207 dan menyerap tenaga kerja 10.467.kbc11

Bagikan artikel ini: