E-commerce diprediksi sumbang 20% dari PDB pada 2020

Jum'at, 27 Mei 2016 | 21:31 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Industri e-commerce Tanah Air diyakini akan terus berkembang pesat. Bahkan diperkirakan pada tahun 2020 mendatang kontribusi industri e-commerce terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) mencapai 20 persen.

Chairman MatahariMall.com dan Dewan Pembina Asosiasi E-commerce Indonesia (Idea) Emirsyah Satar mengatakan, banyak pemain e-commerce baik lokal maupun asing yang siap bersaing di pasar Indonesia.

Ada tiga jenis e-commerce, pertama, e-commerce Business To Consumen, target market dari bisnis adalah perusahaan menjual barang langsung ke konsumen, contoh e-commerce-nya adalah Lazada, MatahariMall.com dan Zalora.

Kedua, e-commerce Business to business, target market dari bisnis ini adalah perusahaan ke perusahaan, contoh e-commerce-nya adalah Mbiz.

Ketiga, e-commerce Business to Government, target market bisnis adalah pemerintah, contoh e-commerce-nya adalah AnugrahPratama.com, Ayooklik.com, Bhinneka.com dan Mbiz.co.id.

Emir mengatakan saat ini, jenis e-commerce yang sedang tumbuh pesat di Indonesia adalah e-commerce Business To Consumen.

Pada tahun 2014, penjualan e-commerce Business to Consumen mencapai US$ 1,1 miliar dan pada tahun 2020 diproyeksikan mencapai US$ 16 miliar.

Emir menjelaskan tidak hanya e-commerce business to customer saja yang tumbuh tetapi e-commerce business to government diperkirakan berkembang pesat.

Faktor yang mempengaruhinya adalah anggaran belanja pemerintah yang cukup besar mencapai Rp 700 triliun.

Ia mengatakan pemerintah bisa belanja barang melalui e-commerce, produk-produk yang bisa dibeli adalah elektronik, medical dan alat tulis kantor. "Semua jenis e-commerce harus tumbuh dan sama-sama membangun marketplace," ujar dia dalam acara" Membangun Pengadaan Barang dan Jasa yang Transparan," di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Sementara itu, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Agus Prabowo mengatakan e-commerce business to government bisa masuk ke dalam sistem e-katalog LKPP. Pemanfaatan e-katalog dapat memangkas waktu dan biaya belanja pemerintah.

Ia mengatakan LKPP bersama empat e-commerce business to government yaitu Anugrah Pratama, Ayooklik, Bhinneka dan Mbiz sudah menandatangani pakta integritas untuk membangun e-marketplace pengadaan barang/jasa pemerintah.

"Fakta integritas ini bisa membuka peluang positif baik bagi pemerintah maupun pelaku e-commerce," ujar dia.

Melalui e-Katalog, instansi pemerintah bisa langsung membeli barang yang dibutuhkan tanpa proses tender, bergabungnya 4 e-commerce ke dalam e-katalog semakin mempermudah proses transaksi.

Sepanjang periode Januari-Mei 2016, terdapat 13.000 paket pengadaan pemerintah dengan nilai mencapai Rp 9 triliun, semua proses transaksi dilakukan melalui e-katalog.

Bagikan artikel ini: