Bos Bank Mandiri akui rasio kredit bermasalah masih tinggi

Jum'at, 17 Juni 2016 | 10:08 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Direktur Risk Management and Compliance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Ahmad Siddik Badruddin memprediksi rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) industri perbankan masih dalam tren meningkat hingga akhir 2016. Menurut Siddik, rasio NPL ini bergantung pada kondisi ekonomi domestik yang cenderung melambat.

"NPL sampai akhir tahun masih tinggi," ujar Siddik di Jakarta, Rabu (15/6/2016) malam.

Siddik mengatakan, pada Mei lalu, terdapat sedikit kenaikan rasio NPL pada kredit konsumer. Namun menurutnya, angka tersebut masih cukup baik. Untuk rasio NPL hingga akhir tahun, Siddik mengaku masih mengkaji besarannya.

Namun, rasio NPL diprediksi akan berada pada kisaran 3,1 persen sampai 3,2 persen. Rasio NPL ini, lanjut Siddik, dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit dan juga kondisi perekonomian.

Apabila rasio NPL tinggi, kata Siddik, maka Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) juga akan tinggi. Untuk itu, Siddik berharap ada peningkatan dalam perekonomian.

Direktur Treasury and Market Bank Mandiri Pahala N Mansury menambahkan, kebutuhan pencadangan untuk CKPN alias provisi yang tinggi akibat potensi kenaikan rasio NPL, membuat pertumbuhan laba cenderung //flat// dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada kuartal I 2016, Bank Mandiri mencatatkan laba sebesar Rp 3,8 triliun atau turun sebesar 25,7 persen yoy dibandingkan Rp 5,1 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Kita harapkan sampai dengan akhir tahun nanti penurunannya tidak seperti persentase yang kuartal I. Mungkin pada kuartal II masih ada pembentukan tambahan NPL, tapi kita harapkan pada kuartal III dan IV akan lebih baik," kata Pahala. kbc10

Bagikan artikel ini: