BI sebut kredit baru di kuartal II menggeliat

Jum'at, 22 Juli 2016 | 11:18 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit baru pada kuartal II 2016 meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal II 2016 sebesar 78,8% atau lebih tinggi dari 31,3% pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan survei BI, peningkatan pertumbuhan permintaan kredit baru pada kuartal II didorong oleh meningkatnya kebutuhan pembiayaan dan penurunan suku bunga kredit.

"Pada kredit konsumsi terjadi peningkatan permintaan kredit baru pada semua jenis kredit, tertinggi pada kredit kepemilikan rumah (KPR/KPA) dan kartu kredit. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan outstanding kredit," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, baru-baru ini.

Sementara itu, melambatnya pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) juga tercermin dari perlambatan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor pada April-Mei 2016. Secara sektoral, kenaikan permintaan kredit baru pada kuartal II terjadi pada hampir semua sektor ekonomi, terbesar pada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan serta sektor industri pengolahan.

Adapun permintaan kredit pada sektor pertambangan dan penggalian, sektor jasa kemasyarakatan dan sektor jasa perorangan masih mengalami penurunan. Tirta menuturkan, pertumbuhan kuartalan kredit baru diperkirakan menguat pada kuartal III 2016.

Kebijakan ekonomi dan moneter yang mendukung seperti kebijakan LTV, aturan GWM, penuruan suku bunga kredit dan peningkatan rasio kecukupan modal menjadi beberapa faktor yang mendorong peningkatan permintaan kredit.

"Pada kuartal III, kredit modal kerja menjadi prioritas utama penyaluran kredit. Sedangkan KPR/KPA menjadi target utama penyaluran kredit konsumsi," papar dia.

Menurutnya, kebijakan penyaluran kredit perbankan pada kuartal III juga mendorong laju pertumbuhan kredit. Di samping itu, diperkirakan pertumbuhan kuartalan (qtq) dana pihak ketiga (DPK) sedikit meningkat pada kuartal III 2016. Dimana pada kuartal III, pertumbuhan DPK tertinggi diprediksi terjadi pada giro, diikuti oleh deposito.

Sedangkan faktor utama yang mendorong kenaikan DPK tersebut antara lain suku bunga dana yang masih menarik, peningkatan kualitas pelayanan bank, dan kondisi likuiditas bank yang semakin membaik. Secara keseluruhan, kata Tirta, pertumbuhan DPK tahun 2016 diprediksi lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Menguatnya optimisme penghimpunan DPK 2016 tersebut terutama didorong oleh suku bunga dana yang masih menarik bagi nasabah," jelas dia.

Secara keseluruhan diterangkan optimisme pertumbuhan kredit tahun ini menurun. Menurunnya optimisme tersebut terutama disebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi belum setinggi perkiraan sebelumnya. kbc10

Bagikan artikel ini: