JCI dan Hipmi fasilitasi pengusaha startup dapatkan perizinan dengan mudah

Jum'at, 7 Oktober 2016 | 17:51 WIB ET
(KB/Purna Budi Nugraha)
(KB/Purna Budi Nugraha)

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pentingnya ijin usaha bagi seorang wirausaha pemula atau startup menjadi topik serius yang ditekankan oleh Junior Chamber International (JCI). Untuk itu, bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Surabaya dan Darmawanita Kota Surabaya, JCI Chapter Surabaya menggelar "Avenced Startup Seminar" di Surabaya.

Pada kesempatan itu, mereka juga menjembatani para pengusaha startup untuk mendapatkan izin usaha perseorangan dengan mudah dengan mendatangkan Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya serta notaris di lokasi seminar. "Ini adalah kegiatan yang sangat penting karena sangat jarang. Selama ini, JCI konsen terhadap bidang usaha. Dan sejauh ini ternyata banyak pengusaha pemula yang tidak memiliki ijin sehingga acara ini bisa menjadi jembatan bagi mereka untuk memulai usaha dengan legal," ujar International Affairs JCI Indonesia, Mufti Anam ditemui disela acara "Avenced Startup Seminar" di Surabaya, Jumat (7/10/2016).

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat kecil, hanya sekitar 2%. Padahal untuk menjadi negara makmur, jumlah wirausaha minimal mencapai 4%. Tetapi disisi lain, ternyata jumlah pengusaha pemula atau "startup" di Indonesia sangat banyak, mencapai 7%. "Pengusaha startup ini tidak terdeteksi karena tidak banyak yang berijin. Mereka kebanyakan hanya berfikir bagaimana usahanya berjalan dan maju tanpa mengindahkan pentingnya mengurus perijinan. Harusnya, pemerintah turun tangan dengan menggelar acara semacam ini diberbagai daerah," ujarnya.

Menurut Anam, langkah ini sangat tepat untuk menjembatani pengusaha pemula untuk mendapatkan ijin usaha. Dan di JCI, agenda ini sudah menjadi agenda wajib yang digelar di berbagai daerah. Selain di Surabaya, acara serupa juga telah dilaksanakan di Jakarta dan pada bulan depan akan diadakan di Bali. "Bali menjadi yang ketiga karena disana sangat banyak pengusaha startup yang bermunculan," tegasnya.

Sementara itu, President JCI East Java, Felix Soeseno mengatakan selama ini JCI Jatim berkeinginan menjadikan masyarakat kota Surabaya yang memiliki usaha bisa memiliki ijin usaha dan mengembangkan usaha mereka. Untuk itu, khusus pada hari ini, JCI bersama Hipmi Surabaya dengan dukungan dari BKPPM Kota Surabaya menfasilitasi perijinan perorangan langsung jadi dan tidak berbayar. Mereka hanya harus menyiapkan foto kopi KTP, Pas Foto dan NPWP untuk mendapatkan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

"Ada sekitar 350 pengusaha startup yang mendapatkan fasilitas perijinan tidak berbayar. Sementara yang datang di acara ini mencapai sekitar 500 orang, dari umum dan mahasiswa. Mereka rata-rata sudah memiliki usaha tetapi belum memiliki ijin," kata Felix.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Hipmi Surabaya, Kuswana Mandiri Septian mengatakan bahwa hal penting dalam memulai usaha adalah permodalan dan jaringan. Dan selama ini, Hipmi selalu memberikan dukungan kepada seluruh anggotanya untuk mendapatkan akses permodalan dan jaringan.

Tetapi diluar keanggotaan, masih banyak pengusaha pemula yang belum tersentuh. "Jumlah anggota Hipmi Surabaya mendekati 300 pengusaha, mulai dari pengusaha besar hingga pengusaha kaki lima. Selain itu, ada JCI yang memiliki jaringan internasional.

Bersama JCI, jaringan yang ada ini ingin kami bagikan untuk pengusaha yang masih pemula. Karena dengan kolaborasi akan menjadi lebih maju. Harapan kami, setelah mereka terbantu dengan perijinan akan menjadi anggota Hipmi atau JCI agar mereka bisa mengembangkan usahanya," pungkas Kuswana.kbc6

Bagikan artikel ini: