Distribusi tertutup elpiji 'melon' diterapkan, stok kemasan 5,5 kg diminta diperbanyak

Selasa, 25 Oktober 2016 | 08:53 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Pertamina memastikan ketersediaan elpiji Bright Gas di daerah untuk mengantisipasi pelaksanaan distribusi tertutup elpiji kemasan tiga kilogram (kg) yang diperkirakan memicu migrasi konsumen ke produk elpiji kemasan 5,5 kg tersebut.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir mengatakan, migrasi konsumen ke elpiji 5,5 kg akan semakin meningkat seiring kebijakan distribusi tertutup yang akan dilakukan pemerintah untuk elpiji tiga kg alias elpiji melon. Potensi peningkatan pengguna elpiji 5,5 kg berasal dari 38,97 juta rumah tangga yang dianggap tidak berhak menerima subsidi elpiji melalui distribusi tertutup.

"Elpiji tabung gas 5,5 kg adalah ide cerdas Pertamina untuk menghindari penyelewengan elpiji tiga kg di lapangan, karena itu Pertamina mesti siap dengan pasokan elpiji 5,5 kg," katanya di Jakarta, Senin (24/10/2016).

Saat ini penerima tabung perdana elpiji bersubsidi di Tanah Air berjumlah 54,9 juta rumah tangga. Sesuai dengan data sementara dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), penerima subsidi elpiji 3 kg lewat mekanisme distribusi tertutup adalah sebanyak 15,96 juta rumah tangga. Untuk itu, diperlukan produk gas nonsubsidi yang bisa mengakomodasi 38,97 juta rumah tangga lain, yang dianggap tak berhak menikmati distribusi elpiji tertutup.

Anggota Komisi VII DPR lainnya, Harry Poernomo dari Fraksi Partai Gerindra juga mendukung Pertamina untuk fokus mengembangkan produk elpiji nonsubsidi seperti elpiji kemasan 5,5 kg dengan brand Bright Gas dibandingkan mengeluarkan produk baru. Model pemasaran bahan bakar minyak (BBM) dengan varian Premium, Pertalite, dan Pertamax bisa juga diterapkan di elpiji dengan produk 3 kg, 5,5 kg, dan 12 kg. Apalagi saat ini tidak sedikit konsumen yang mulai memakai elpiji 5,5 Kg.

"Warga yang mampu tidak usah lagi menggunakan barang-barang subsidi, mereka mulai migrasi ke nonsubsidi. Kalau konsumen yang mampu membeli elpiji subsidi seperti elpiji kemasan tiga kg, akibatnya terjadi subsidi salah sasaran karena model distribusinya dilakukan terbuka," katanya.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro mengatakan pihaknya siap meningkatkan stok Bright Gas 5,5 kg dan elpiji nonsubsidi lainnya sehingga masyarakat konsumen terutama kelas menengah ke atas, memiliki lebih banyak pilihan produk elpiji untuk kebutuhannya. "Kami siap sediakan produk elpiji sesuai dengan preferensi masyarakat konsumen yang sudah tidak menggunakan elpiji tiga kg," katanya.

Bright Gas yang merupakan elpiji nonsubsidi kemasan 5,5 kg yang menyasar konsumen menengah ke atas di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Balikpapan, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Berdasarkan data Pertamina, sepanjang semester I 2016 volume penjualan elpiji 5,5 kg mencapai 43.271 metrik ton (MT). kbc10

Bagikan artikel ini: