BI berrpotensi kerek suku bunga, karena kebijakan Trump?

Kamis, 8 Desember 2016 | 07:29 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Ruang pelonggaran moneter tahun depan dinilai hampir tak ada, bahkan bank sentral berpotensi menaikkan suku bunga acuan dengan asumsi kebijakan Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump yang makin ekspansi.

Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 6 kali di sepanjang tahun ini. Hal itu sepadan dengan kenaikan yang dilakukan sebelumnya pada periode taper tantrum.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyatakan ruang pelonggaran moneter pasti memiliki batasan, termasuk pelonggaran di makroprudensial.

Dengan relaksasi yang sudah dilaksanakan tahun, dia meyakini hal itu masih cukup seiring dengan deregulasi yang diluncurkan oleh pemerintah.

Pelonggaran moneter dimulai pada Januari 2016 dengan dipangkasnya BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25%. BI juga mulai mengubah suku bunga acuan dari yang bertenor 12 bulan menjadi 7 hari atau BI 7-day (Reverse) Repo Rate dan saat duduk pada level 4,75%.

"Saat ini sudah cukup. Bukan berarti tidak ada kebijakan lain, nanti dilihat," katanya, usai acara Economic Outlook 2017, di Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Dia melanjutkan ekonomi AS sepanjang 2016 mengalami pertumbuhan kendati tidak seperti yang diperkirakan di awal tahun sehingga membuat The Fed menunda kenaikan suku bunga acuan. Pada 14 Desember 2016, dia memprediksi bank sentral AS akan menaikkan Fed Fund Rate ke level 0,75% dari yang selama ini bertahan 0,25%-0,5%%.

Selain itu, ekonomi China yang diperkirakan turun malah mulai pulih pada kuartal dua dan tiga tahun ini. Pemulihan pertumbuhan ekonomi di China dan AS yang masih tumbuh itu telah membuat harga komoditas membaik pada 2016.

"Jika Trump menerapkan kebijakan seperti yang dikampanyekan tapi jika memang seperti itu maka kebijakan ekonomi AS genjot ekonomi dalam negeri dengan naikkan utang dan turunkan pajak," ucapnya.

Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan aksi ekspansi fiskal oleh Trump akan membuat ekonomi AS membaik sehingga dengan kondisi itu The Fed akan mungkin menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin di kuartal pertama tahun depan.

"Ruang pelonggaran moneter BI hampir enggak ada. Tahun depan mungkin malah naikkan suku bunga. Saya enggakak percaya tingkat bunga turun akan membuat investasi naik karena enggak ada permintaan," ujarnya.

Dia melanjutkan pemerintah setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp800 triliun untuk membiayai defisit anggaran yang diproyeksikan sebesar 2,41% dan pembayaran obligasi yang jatuh tempo. Dia memperhitungkan pemerintah harus membayar obligasi yang jatuh tempo senilai Rp500 triliun (gross) pada 2017, sementara kebutuhan dana untuk menutup defisit anggaran berkisar Rp280 triliun-Rp300 triliun.

Menteri Keuangan  periode 2013-2014 itu juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara berkembang akan stagnan di level 5% dalam beberapa tahun ke depan. Di tengah kompetisi global, industrialisasi dan perdagangan agak sulit mendorong ekonomi akibat pelemahan dan kebijakan proteksi negara.

Jasa menjadi sumber ekonomi lain yang bisa diandalkan. Namun, Chatib berpendapat jasa membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Belanja pemerintah tahun depan diharapkan mampu mengerek daya beli masyarakat sehingga geliat ekonomi dapat tumbuh.

"Angka pertumbuhan 5% yang paling baik di regional saat ini.

Yang lain jauh lebih buruk dari kita. Filipina problem politik, begitu pula Thailand dan Malaysia. Indonesia politik paling stabil. Tapi Indonesia tempat pilihan untuk investasi masih terjadi. New normal pertumbuhan ekonomi itu 5%-5,5%," jelasnya.

Ekonom Universitas Gadjah Mada Toby Prasetiantono menyebutkan peta ekonomi dunia makin semrawut dan agak sulit diprediksi. Pernyataan The Fed yang akan menaikkan suku bunga nyatanya tidak terlaksana pada tahun ini. Terpilihnya Trump membuat ekspektasi berujung pada investro global yang ingin menyelamatkan asetnya dalam dolar AS.

"Kalau Yen enggak prospektif karena konomi Jepang stagnan sejak 1990an, Eropa  juga dengan Brexit. Yuan juga enggak jelas, dia mau melakukan internasionalisasi setengah hati," katanya. kbc10

Bagikan artikel ini: