Penjualan motor turun, bukti masyarakat menengah bawah kian tak sejahtera

Selasa, 27 Desember 2016 | 19:32 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pasar sepeda motor Indonesia tahun ini bisa dibilang masih belum bergairah. Bahkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memprediksi, penurunan penjualan tahun ini mencapai delapan persen.

Ironisnya, pasar kendaraan roda empat justru mengalami pertumbuhan meski tidak signifikan. Apa sebenarnya yang membuat pasar sepeda motor masih belum bergairah sepanjang 2016? Dalam hal ini  Pengamat ekonomi Faisal Basri mengemukakan pendapatnya.

"Industri sepeda motor saat ini sedang mengalami tekanan yang berat. Pasalnya pasar sepeda motor menyasar kalangan menengah ke bawah, justru kelompok masyarakat tersebut ini yang paling terkena dampak dari melambatnya perekonomian Indonesia," ujar Faisal dalam diskusi industri automotif beberapa waktu lalu, Selasa (27/12/2016).

Dirinya menjelaskan, kalau mobil itu untuk menengah ke atas, untuk kelompok menengah ke atas, mungkin tidak ada masalah karena pendapatan real-nya naik terus. Jadi beda dengan kelas menengah ke bawah.

Dijelaskan, calon pembeli sepeda motor yang potensial seperti buruh tani pendapatan real nya dalam dua tahun terakhir justru menurun 4,12 persen. Pendapatan buruh bangunan juga turun hingga 1,74 persen, hal ini juga turut mempengaruhi.

"Upah Minimum Provinsi memang naik, tapi hal ini direspon oleh dunia usaha dengan menurunkan jam kerja, dari 40 jam per minggu menjadi di bawah 25 jam. Sehingga total pendapatannya malah berkurang, semakin membuat mereka tidak bisa membeli motor," tandasnya.

Melihat tren yang terjadi, AISI sendiri menurunkan target penjualan menjadi  6 juta unit dari target awal 6,2 juta unit. Padahal di 2015, penjualan sepeda motor di Indonesia bisa mencapai 6.480.155 unit. kbc10

Bagikan artikel ini: