Pilotnya mabuk saat mau terbang, bos Citilink mundur

Jum'at, 30 Desember 2016 | 20:05 WIB ET
Albert Burhan
Albert Burhan

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kasus pilot PT Citilink Indonesia yang kedapatan mabuk saat hendak menerbangkan pesawat rupanya membuat petinggi maskapai tersebut harus mempertanggung jawabkannya. Keputusan mengejutkan bahkan datang dari Direktur Utama alias CEO PT Citilink Indonesia, Albert Burhan yang memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Melihat perkembangan semua ini dan dampak yang telah diberikan oleh masalah ini kepada Citilink itu, secara personal saya merasa bertanggung jawab, jadi saya mengajukan pengunduran diri dari Citilink," kata Albert Burhan dalam jumpa pers di Kantor Citilink, Menara Citicon, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Jumat (30/12/2016).

Albert menjelaskan, keputusan ini adalah murni sebagai sikap pribadinya. Tak ada pihak lain yang mendorongnya untuk mundur dari kursi puncak maskapai penerbangan bertarif murah dengan warna khas hijau dan putih itu. "Memang ini tidak ada tekanan. Ini murni pribadi," kata Albert.

Albert ditunjuk sebagai CEO Citilink pada Senin 16 Februari 2015 menggantikan Arif Wibowo yang naik jabatan jadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia. Penunjukan ini hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Garuda Indonesia.

Sosok Albert Burhan bukan orang baru di Citilink. Peraih gelar sarjana teknik sipil dan MBA dari ITB Bandung itu sehari-hari menjabat sebagai Direktur Keuangan Citilink.

Pria kelahiran Bandung tahun 1967 itu juga pernah terpilih sebagai salah satu karyawan terbaik Garuda Indonesia tahun 2000.

Ayah dua anak itu sebelumnya berkarir di Garuda Indonesia dan menduduki sejumlah posisi penting, mulai dari bidang perencanaan, operasi, dan lama di bagian keuangan sebelum diangkat sebagai Vice President Treasury Management (Corporate Treasurer) sejak 2005-2012.

Sejak 15 Agustus 2012, ia ditunjuk menjadi Chief Financial Officer (CFO) Citilink Indonesia. Penyuka travelling dan hoki ini juga anggota Board of Director Pan Asia Pacific (PAPAS) yang berbasis di Hong Kong sejak 2006 hingga 2014. kbc10

Bagikan artikel ini: