Anggarkan Rp35,5 miliar, ini tiga upaya Kementan katrol produksi kopi

Jum'at, 6 Januari 2017 | 20:37 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) menganggarkan Rp 35,5 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan produksi kopi nasional.

Dirjen Perkebunan Bambang mengatakan upaya pertama yang akan ditempuh dengan melakukan intensifikasi perkebunan kopi seluas 8.550 hektare (ha) di sejumlah sentra produksi.Sejumlah kegiatan telah disiapkan mulai perbaikan tanaman kopi robusta seluas 4900 ha di sembilan provinsi meliputi 22 kabupaten sentra produksim

Kemudian perbaikan tanaman kopi jenis arabika seluas 3.750 ha di 17 kabupaten sentra produksi yang tersebar di 10 provinsi. Selain itu perluasan areal seluas 200 ha di dua kabupaten di Kalimantan Tengah.

"Untuk kegiatan tersebut kami mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 35,5 miliar dari APBN Ditjen Perkebunan," ujar Bambang di Jakarta, Jumat (6/1/2016).

Kementan, kata Bambang juga mempersiapkan kebutuhan bibit unggul untuk perluasan perkebunan kopi, termasuk untuk peremajaan tanaman kopi yang sudah tua dengan menghadirkan varietas unggulan hasil penelitian badan litbang Kemtan. "Hasilnya baru terlihat dua atau tiga tahun mendatang," terangnya.

Menurut Bambang, melalui upaya intensifikasi tanaman dan perluasan lahan tersebut maka pihaknya menargetkan produksi kopi nasional pada 2017 sebanyak 637.539 ton dengan total luas perkebunan mencapai 1,227 juta ha. Target tersebut masih lebih rendah dari 2016 dengan luas perkebunan kopi mencapai 1,228 juta ha dan hasil produksi sebanyak 639.305 ton.

Selain intensifikasi tanaman dan perluasan lahan, upaya lain yang akan dilakukan Ditjen Perkebunan untuk meningkatkan produksi kopi nasional antara lain dengan penanganan organisme pengganggu tanaman, pemberian bantuan alat pengolahan dan pascapanen, pemberian bibit berkualitas serta perbaikan kebun induk.

"Saat ini gairah petani menanam kopi sedang meningkat karena dalam dua tahun terakhir terjadi kenaikan harga kopi di pasaran," kata Bambang.

Bambang menyebut, dalam lima tahun terakhir, produksi kopi nasional mengalami pertumbuhan yang nyata yakni sekitar 1,29 ton per tahun selama 2010-2015, sedangkan produktivitas 1,24 kg per ha dan luas areal 0,33 ha per tahun.

Kendati demikian, Bambang mengakui terdapat sejumlah kendala dalam peningkatan produksi kopi di Tanah Air seperti tanaman yang sudah tua, keterbatasan benih berkualitas serta penerapan GAP (Good Agriculture Practice) atau budidaya yang baik, belum optimal.

Saat ini Indonesia menduduki posisi ke-4 produsen kopi terbesar di dunia, di bawah Brasil, Vietnam dan Kolumbia.kbc11

Bagikan artikel ini: