Jaring wisatawan Jatim, Mongolia buka pusat informasi di Surabaya

Senin, 23 Januari 2017 | 21:34 WIB ET
Shagdar Battsetseg bersama Tjandra M Gozali.
Shagdar Battsetseg bersama Tjandra M Gozali.

SURABAYA, kabarbisnis.com: Masyarakat Jawa Timur kini bisa mendapat informasi lengkap jika ingin melakukan kunjungan wisata ke Mongolia termasuk pengurusan visa ke negara itu. Hal ini menyusul telah dibukanya pusat informasi Mongolia di Surabaya.

Pembukaan Pusat Informasi Mongolia di Surabaya sendiri dilakukan langsung oleh Duta Besar Mongolia untuk Indonesia dan ASEAN Shagdar Battsetseg bersama Konsul Kehormatan Mongolia di Indonesia, Tjandra M Gozali, Senin (23/1/2017).

"Pusat informasi ini akan memainkan peran penting dalam memperkenalkan Mongolia ke masyarakat Indonesia termasuk Jawa Timur dan orang asing yang tinggal atau mengunjungi Surabaya," kata Shagdar Battsetseg di sela peresmian Pusat Informasi Mongolia di Konsul Kehormatan Mongolia di Gedung Gozco, Jalan Raya Darmo, Surabaya.

Mongolia terletak di antara Rusia dan Tiongkok, dan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang positif, didukung oleh sektor pertambangan dan energinya. Mongolia juga semakin dikenal dengan hasil pertaniannya.

Mongolia adalah negara ke-19 terluas di dunia, namun jumlah penduduknya hanya sekitar 3 juta orang. Justru, jumlah hewan peliharaannya lebih banyak dari jumlah penduduknya yakni, 76 juta yang di antaranya 50 persennya adalah kuda.

Mongolia juga merupakan bagian dari situs warisan dunia UNESCO, di mana para penggemar sejarah dapat menghidupkan kembali kisah Genghis Khan yang legendaris, serta melihat bagaimana rakyat Mongolia membangun kerajaan abad pertengahan terbesar di dunia.

Shagdar menjelaskan, Indonesia dengan Mongolia memiliki hubungan diplomatik selama 60 tahun, tapi baru 2 tahun ini memiliki Kedutaan Besar di Jakarta.

Dia yakin, dengan dibukanya Pusat Informasi Mongolia di Surabaya ini kian mempererat hubungan perdagangan, investasi dan pariwisata antar Mongolia dan Indonesia.

Dipaparkannya, tahun ini Mongolia menargetkan bisa menggaet sebanyak 15.000 wisatawan mancanegara. Dari jumlah itu, wisatawan asal Indonesia diharapkan bisa mencapai 800 orang di tahun ini. Pada 2015, lanjut dia, kunjungan wisatawan asal Indonesia ke Mongolia mencapai 500 orang, pada 2016 meningkat menjadi 600 orang.

"Target tahun ini tidak banyak atau turun karena kondisi ekonomi global yang kurang bagus. Pada 2014, wisatawan yang datang ke Mongolia pernah mencapai 15.000 orang," katanya.

Kekayaan alam berupa padang pasir, padang rumput, gunung batu dan kehidupan liar satwanya menjadi andalan Mongolia untuk menarik wisatawan. Shagdar menambahkan umumnya wisatawan akan datang ke Mongolia pada saat musim summer pada sekitar Juni, Juli dan Agustus, karena pada bulan-bulan lainnya suhu udara di Mongolia bisa mencapai minus 38 derajat.

Di negara ini, wisatawan akan menemukan pemandangan yang luas dan padang belantara yang sangat alami, disertai pegunungan yang tertutup salju serta penduduk yang ramah dan terkenal dengan budaya nomaden.

"Di Mongolia tidak ada pantai. Tapi banyak destinasi wisata alam yang bisa dikunjungi seperti gurun, padang pasir, padang rumput, seni, tradisi, budaya dan gaya hidup masyarakat Mongolia," imbuhnya.

Dia sambil menambahkan, di Mongolia aman dan masyarakatnya juga bisa menerima tamu dari warga negara asing. "Pintu rumah pun tidak dikunci," tuturnya.

Oleh karenanya, Shagdar berharap, dengan hadirnya Pusat Informasi Mongolia di kantor Konsul Kehormatan Mongolia di Surabaya, serta kehadiran Pusat Kebudayaan Mongolia di Tanjung Lesung, Banten sejak akhir tahun lalu, dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dari Indonesia.

Sementara terkait hubungan dagang Indonesia dengan Mongolia, Shagdar menyebut, tahun lalu nilainya mencapai US$12 juta. Beberapa produk dari Indonesia yang kerap diekspor ke Mongolia seperti produk farmasi, teh, makanan dan produk-produk organik. Sedang produk asal Mongolia yang dipasok ke Indonesia diantaranya pasmina dan karpet.

Sementara itu, Konsul Kehormatan Mongolia di Surabaya, Tjandra M Gozali menambahkan, ruangan pusat informasi di konsul kehormatan tidak terlalu luas. Karena pihaknya mengandalkan akses online.

"Memang ruangannya kecil. Zaman serkarang kan zaman internet. Pusat informasi kita lengkapi dengan akses online yang dapat digunakan oleh para pelajar atau mahasiswa Indonesia, wisatawan potensial atau pengusaha untuk mempelajari bahasa, sejarah, lingkungan, bisnis dan peluang investasi di Mongolia," jelas Tjandra. kbc7

Bagikan artikel ini: