Jepang tanam Rp 1,2 triliun untuk hilirisasi sawit

Jum'at, 27 Januari 2017 | 17:40 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Perusahaan  Jepang akan bermitra dengan perusahaan lokal untuk investasi di produk hilir crude palm oil (CPO) dengan nilai US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun. Perusahaan patungan tersebut akan membuat pabrik fatty acid di Dumai Riau. Perusahaan Jepang ini sendiri telah mengumumkan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan lokal swasta.

 

Pejabat Promosi Investasi Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Jepang Saribua Siahaan mengatakan perusahaan tersebut rencananya beroperasi Januari 2017. Saribua menuturkan perusahaan bakal memproduksi fatty acid yakni  bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk seperti deterjen, sampo dan pembersih muka."Pabrik tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada 2019 di lahan seluas 44.000 meter per segi di Dumai, Riau dengan kapasitas sebesar 100.000 ton per tahun," kata Sibarua, Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Sibarua mengatakan, perusahaan Jepang itu telah memproduksi fatty acid di Wakayama Jepang.Pabrik yang bakal beroperasi di Indonesia ini  akan memasok kebutuhan bahan baku di Thailand, Vietnam, Indonesia."Pabrik yang di Indonesia akan menyediakan kebutuhan bahan baku untuk pabrik produk konsumer Kao di Thailand, Indonesia dan Vietnam," ujar dia.

Sibarua mengatkan BKPM melalui IIPC Tokyo secara aktif memfasilitasi perusahaan dalam mengajukan perizinan ke BKPM lewat izin investasi 3 Jam. Menurut dia, pemerintah menyambut baik rencana investor Jepang itu apalagi potensi manufaktur berbasis CPO masih besar.Pemerintah, lanjut dia, akan mendorong hilirisasi di sektor industri berbasis CPO lewat berbagai kebijakan. Antara lain, lewat pengembangan kawasan industri berbasis CPO, termasuk Dumai.

Pemerintah menyambut baik rencana investasi investor Jepang di sektor industri penghiliran minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil / CPO) di Indonesia.Pasalnya, potensi industri manufaktur berbasis CPO di Tanah Air masih sangat besar, karena kebutuhan bahan baku industri makanan dan produk konsumer terus meningkat.

Pemerintah akan terus mendorong penghiliran di sektor industri berbasis CPO lewat kebijakan insentif dan disinsentif fiskal. Dukungan atas proses penghiliran industri CPO juga diberikan lewat pengembangan kawasan industri berbasis CPO, termasuk Dumai. Selain menerapkan disinsentif bea keluar bagi produk CPO yang tarifnya semakin rendah semakin besar nilai tambah yang diberikan dalam proses produksi di Indonesia.kbc11

Bagikan artikel ini: