Kementerian Desa gandeng Australia kerek kapasitas para kades

Jum'at, 10 Maret 2017 | 06:35 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kementerian Desa dan PDTT) menjajaki kerja sama meningkatkan kapasitas para pemimpin desa.

"Kekurangan kita adalah leadership dan manajemen yang handal di pedesaan. Karena itu, Australia akan membantu kita dalam memberikan training leadership dan program-program lainnya yang bisa mempercepat pembangunan di pedesaan maupun di daerah-daerah tertinggal," Mendes PDTT Eko Sandjojo.

Adapun kemarin (9/3), Kemendesa PDTT bertemu dengan Menteri Pembangunan Daerah, Komunikasi Daerah dan Pemerintah Daerah dan Wilayah Australia, Fiona Nash. Salah satu topik bahasan utamanya adalah kerja sama peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) khususnya di bidang kepemimpinan dan manajerial. 

Eko menjabarkan saat ini Pemerintah Australia sedang mengembangkan bisnis model peternakan sapi dengan pola pembibitan di Australia dan penggemukan dilakukan di Indonesia. 

Menurutnya, pola tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak karena pembibitan di Australia sangat murah. Bagi Indonesia, setelah penggemukan, daging sapi yang diolah dapat diekspor ke negara-negara lain.

“Kita kan sedang fokus kembangkan produk unggulan desa [Prudes]. Nah, jagung atau padi itu kan by product akan hasilkan serat. Serat itu akan jadi sumber makanan buat sapi. Sehingga akan saling berkaitan nantinya,” ujarnya.

Menteri Eko menambahkan, bukan kali pertama kerja sama antar dua negara di bidang desa dilakukan. Belum lama ini, Pemerintah Australia juga turut membantu mengembangkan aplikasi Ruang Desa yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan monitoring dan evaluasi para kepala desa dan pendamping desa.

“Ini baru penjajakan. Kita akan tindaklanjuti secepatnya. Akan dibentuk tim kecil untuk fokus mengurusi kerjasama dua negara ini di bidang perdesaan,” ujarnya.

Menteri Pembangunan Daerah, Komunikasi Daerah dan Pemerintah Daerah dan Wilayah Australia, Fiona Nash, sangat mengapresiasi pertemuan bilateral ini.

Pertemuan yang merupakan tindaklanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia akhir Februari lalu ini, dinilainya sangat produktif karena keduanya memiliki perhatian khusus pada persoalan-persoalan di pedesaan.

"Ada beberapa kesamaan yang dimiliki,  diantaranya persoalan sanitasi air dan infrastruktur. Pembicaraan tadi sangat produktif. Kami memiliki perhatian dan passion yang sama untuk memajukan masyarakat pedesaan. Ke depan, kami menantikan keberlanjutan kerjasama ini,” jelasnya. kbc9

Bagikan artikel ini: