Tekan NPL kurang dari 2,4% di 2017, ini strategi BRI

Jum'at, 21 April 2017 | 08:14 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 2,16 pada kuartal I 2017 atau turun dari periode yang sama sebelumnya yaitu 2,22 persen. BRI menargetkan NPL kurang dari 2,4 persen hingga akhir tahun ini.

Direktur Utama BRI, Suprajarto mengatakan, penyumbang terbesar NPL di kuartal I 2017 adalah kredit sektor komersial dan korporasi swasta. "NPL kredit komersial dan korporasi swasta masing-masing sebesar 7,34 persen dan 3,69 persen," katanya di Gedung BRI I, Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Pada kuartal I 2017, kredit korporasi BRI mencapai Rp 182,1 triliun atau naik 17,6 persen yoy. Sementara kredit ke korporasi BUMN tercatat porsinya 53 persen dan swasta 47 persen.

Direktur BRI, Donsuwan Simatupang, mengatakan kredit korporasi salah satunya ditopang proyek infrastruktur seperti pembangkit listrik dan pembangunan infrastruktur energi. "Kami juga ikut dalam pembiayaan energi terbarukan seperti biomass dan pemanfaatan limbah kelapa sawit," katanya. BRI juga terlibat dalam beberapa proyek tol seperti pembiayaan Tol Ngawi, Kertosono, Mojokerto dan Surabaya dan pelabuhan.

BRI sudah memikirkan strategi khusus untuk menekan NPL. "Kami akan lebih selektif dalam mencari debitur," kata Suprajarto. Selain itu, BRI juga memastikan disiplin resiko dan pemberian kredit.

BRI juga mengendalikan rasio pencadangan hingga 181 persen di kuartal pertama untuk menghadapi NPL. Rasio pencadangan BRI naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 150 persen. Menurut Suprajarto, rasio pencadangan BRI pernah mencapai 200 persen beberapa tahun belakangan. kbc10

Bagikan artikel ini: