Daya beli menurun, penjualan ritel modern terpuruk

Senin, 15 Mei 2017 | 20:56 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kinerja ritel modern di Tanah Air sepanjang kuartal I-2017 berada pada performa yang buruk.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, terjadi penurunan drastis yakni sekitar 10-12 persen pada minat beli masyarakat di pasar ritel modern. Penurunan tersebut disebabkan lantaran masyarakat sengaja menahan transaksi hingga masuk bulan Ramadan.

"Pada satu sisi harus diakui bahwa ritel modern saat ini pada kondisi under perform karena situasi kondisi yang membuat masyarakat menahan transaksi, menahan pembelian sebelum masa Idul Fitri ini. Kuartal I kita sangat drastis turun 10 sampai 12 persen," kata Roy, kemarin.

Kendati demikian, Roy mengakui dengan peraturan baru yang dibuat oleh pemerintah yakni pemberlakuan harga eceran teritinggi (HET) pada tiga komoditas pokok yakni minyak goreng, daging beku, dan gula di pasar retail modern dapat menumbuhkan minat beli masyarakat itu kembali.

"Tetapi semangat dari HTE ini kita harapkan adanya daya beli kembali," ucap dia.

Sentimen negatif yang muncul dalam benak masyarakat diharapkan akan berkurang dengan penerapan HET tersebut. Sementara sentimen positif diharapkan tumbuh sejalan dengan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh kontribusi pengeluaran rumah tangga.

"Tapi sekarang dengan adanya HET mereka sudah mulai ke sentimen positif berbelanja kembali atau mengkonsumsi kembali," pungkas dia. kbc10

Bagikan artikel ini: