Sekuritisasi, SMF berhasil himpun dana lebih Rp8 triliun

Sabtu, 15 Juli 2017 | 15:49 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Dalam periode 2009 hingga semester I/2017, PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero) berhasil menghimpun dana hingga Rp 8,155 triliun melalui 11 kali proses sekuritisasi atau penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) - Surat Partisipasi (SP) / EBA-SP.Pengumpulan dana tersebut digunakan untuk memperkuat likuiditas SMF dalam menyalurkan kredit bagi lembaga penyalur KPR.

Direktur SMF Heliantopo mengatakan dalam 11 kali transaksi sekuritisasi dengan menggunakan skema EBA-SP tersebut, 10 kali dilakukan bekerja sama dengan PT. BTN (Persero) Tbk BBTN  dan 1 kali bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk .Efek Berangun Aset- Surat Partisipasi (EBA-SP) tersebut menggunakan underlying KPR dari bank dengan kategori prime mortgage, karena dipilih melalui 32 kriteria seleksi.

"Tujuan dari sekuritisasi aset ini adalah untuk mempercepat proses pengadaan rumah, demi mensukseskan program 1 juta rumah, seperti yang digagas oleh pemerintah," ujar Heliantopo di Jakarta, kemarin.

Selain sekuritisasi konvensional tersebut, SMF saat ini juga tengah menjalin kolaborasi dengan Bank BTN Syariah terkait rencana transaksi Sekuritisasi KPR iB dengan skema Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP). Kerjasama penerbitan EBAS-SP tersebut akan berpeluang menjadi sekuritisasi KPR iB pertama di Indonesia.

"EBAS-SP akan memberikan warna baru bagi pasar modal syariah Indonesia, di mana sebelumnya berbagai efek berbasis syariah telah diperkenalkan dan diterbitkan. Investor akan memiliki pilihan baru untuk berinvestasi dalam efek yang sesuai dengan kaidah syariah, dengan tambahan aset dasar berupa tagihan KPR iB yang memberikan rasa aman yang lebih," tutur Heliantopo.

Kendati demikian, Heliantopo mengaku belum mengetahui kapan penerbitan EBAS-SP itu akan dilakukan. Menurut dia, sekuritisasi secara syariah memang tidak mudah, seperti halnya waktu pertama kali akan menerbitkan sekuritisasi konvensional yang membutuhkan waktu sedikitnya selama 3 tahun untuk persiapan.

"Kita sih inginnya segera, kalau bisa tahun ini, mungkin kuartal IV, nilainya belum tahu," pungkasnya.kbc11

Bagikan artikel ini: