Jumlah BO yang naik kelas jadi jadi waralaba hanya 2 persen

Jum'at, 17 November 2017 | 23:58 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kualitas produk dan layanan yang diberikan oleh pewaralaba kepada konsumen ternyata tidak menjamin keberlanjutan usaha yang dijalankan. Ada faktor lain yang wajib diperhatikan para pemilik franchise.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, Indonesia sangat potensial untuk menjadi ladang pertumbuhan waralaba baru. Pasalnya, jumlah business opportunity (BO) baru bisa meningkat 8%-10% per tahunnya.

Tetapi, jumlah BO yang mampu naik kelas menjadi franchise ternyata sangat sedikit. Dari ratusan BO baru tiap tahunnya, yang bisa bertahan dan akhirnya berubah menjadi waralaba diperkirakan hanya 2%.

"Yang bertahan sedikit sekali karena mereka tidak bisa berkesinambungan bisnisnya. Kalau sudah terima uang langsung dipakai untuk hal-hal yang di luar usaha, misalnya beli mobil pribadi, foya-foya. Akhirnya mati," papar dia di sela-sela pembukaan Info Franchise & Business Concept (IFBC) 2017, Jumat (17/11/2017).

Padahal, seperti halnya bisnis yang baru berjalan, BO mesti dijalankan dengan hati-hati agar keberlanjutannya terjaga. Waralaba yang sudah berjalan lama pun tidak boleh lengah dan harus terus memperhatikan manajemen usahanya.

Anang menyatakan Indonesia sangat potensial untuk pengembangan franchise. Jumlah penduduk yang besar dan wilayah yang luas menjadi modal. Produk dan jasa yang ditawarkan pun sebenarnya mempunyai kualitas yang tidak kalah dari buatan luar negeri.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), jumlah waralaba yang sudah terdaftar di Indonesia sebanyak 700 franchise.

Adapun IFBC merupakan pameran waralaba yang rutin digelar tiap tahun. Kali ini, ajang tersebut diikuti oleh 90 franchise, BO alias peluang usaha, keagenan, serta kemitraan. kbc10

Bagikan artikel ini: