Kementan canangkan skema kemitraan investor-peternak pembiakan sapi

Jum'at, 15 Desember 2017 | 18:45 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Guna menggejar pencapaian target program swasembada sapi  Presiden Joko Widodo pada  sembilan-sepuluh tahun mendatang akan sulit direalisasikan tanpa partisipasi penuh  sektor swasta dan perbankan.Atas hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan skema perluasan pembiakan peternakan sapi hingga 1 juta ekor tanpa menggantungkan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Skemanya adalah dengan cara mengembangkan sapi indukan melalui kemitraan antara peternak dengan investor. Karenanya Kementan berupaya memfasilitasi keinginan Pemerintah Daerah (Pemda) yang memiliki komitmen tinggi bagi investasi pembiakan sapi .

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menginginkan peternak yang mayoritas kepemilikannya hanya 1-3 ekor saja itu terlebih dahulu dikonsolidasikan dalam kelompok peternak. Konsolidasi peternak diharapkan menjadi korporasi peternak sehinga meningkatkan posisi tawar mereka dalam berbisnis dengan investor dan lembaga pembiayaan perbankan.

Pada kesempatan tersebut ditandatangani kerjasama antara pemda dan perbankan diantaranya PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Bank Nagari) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk,BPD Kaltim, di Jakarta, kemarin. Selain itu, terdapat 103 bupati dari 24 provinsi yang diundang mengingat daerah terebut potensial untuk pembiakan ternak sapi.

Keberadaan investor dan dunia usaha (Kadin) sebagai garansi bagi perbankan untuk memperoleh akses pembiayaan kredit. Termasuk diantaranya mendatangkan dan membiakan sapi indukan. Pasalnya profil, sebut Mentan peternak ada kalanya dianggap belum bankable.

Untuk menambah keyakinan kepada perbankan, kementan telah menyiapkan program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Jumlah preminya 2% atau Rp 200.000 dari pertanggungan dari PT Jasindo sebesar Rp 10.00.000 per ekor  apabila sapi yang dikembangbiakan itu mati akibat kelahiran,penyakit, kecelakaan atau kehilangan .  

Pemerintah memberikan subsidi premi Rp 160.000/ekor/tahun. Adapun swadaya peternak hanya  20% atau Rp 40.000/ekor/tahun. Khusus dipembibitan, besarnya Rp 300.000 dengan nilai pertanggungan Rp 15.000.000 dalam jangka waktu pertanggungan asuransi selama satu tahun.

Catatan saja, program yang dirintis akhir November 2016, sampai awal Desember 2017 baru terealisasi 80.000 dari target 120.000 ekor sapi.Meski begitu, Kementan akan melipatgandakan target sapi yang diasuransikan di 2018 hingga 240.000 ekor.

Karenanya, Amran berharap partisipasi pemda juga menyediakan dalam APBD untuk mengembangka agribisnis ternak sapi  “Guna menggejar target swasembada daing sapi, kami ingin mendorong peran aktif serta sinergi antara Pemerintah Daerah dan perbankan dengan investor,” ujar Amran.

Dirjen Petenakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan program pembiakan ternak sapi indukan akan disesuaikan dengan kharakteristik daerahnya apakah sapi impor atau cukup lokal misalnya dari sapi Bali. Ketut menargetkan program ini dapat berjalan pada Agustus 2018.

Sebagai program rintisan akan dilakukan di empat kabupaten Bungo (Jambi),  Boalemo dan Bone Bolango (Gorontalo)  serta Buwol (Sulawesi Tengah).”Prinsipnya kan semakin banyak pemda yang terlibat maka program  pembiakan ternak sapi 1 juta ekor dapat terakserasikan," harapnya.

Sebagai informasi saja, pencapaian swasembada daging sapi yang dijalankan Kementan saat ini melalui Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus SIWAB)  yang dibiayai APBN sebesar Rp 1 triliun. Program peningkatan produktivitas ternak sapi  melalui inseminasi buatan (IB). Hingga 10 Desember 2017, realisasi IB sebanyak 3.720.791 ekor atau 93,02% dari target 4 juta ekor. Kemudian kebuntingan sapi nasional 1.653.103 ekor  atau 55,1% dari target 3 juta ekor, serta kelahiran 709.697 ekor atau 23,6% dari target.kbc11

Bagikan artikel ini: