Kunjungan wisman ke Jatim naik, BPS: Itu harus dipertahankan

Jum'at, 3 Agustus 2018 | 17:56 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Walaupun sempat diguncang teror bom bunuh diri beberapa waktu yang lalu, kinerja industri pariwisata Jawa Timur tetap bergeliat. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk Jatim pada bulan Juni 2018 yang mengalami kenaikan sebesar 11,91 persen.

“Jumlah kunjungan wisman ke Jatim bulan Juni 2018 mencapai 27.329 kunjungan. Angka tersebut naik sebesar 11,91 persen dibanding Mei 2018 yang hanya dikisaran 24.420 kunjungan. Bahkan jika dibanding tahun lalu pada periode yang sama, jumlahnya naik lebih besar yaitu sekitar 39,02 persen dari 19.658 kunjungan,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono di Surabaya, Jumat (2/8/2018).

Ia mengatakan, secara umum pola kedatangan wisman ke Jatim selama Januari hingga Juni 2018 dibanding periode yang sama pada 2016 maupun 2017 mengalami kenaikan. Tetapi pada Juni 2018, pola sedikit berbeda karena justru mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.

“Kecenderungan yang meningkat ini perlu dipertahankan supaya terulang di bulan-bulan sebelumnya,” tambahnya.

Besarnya kenaikan tersebut ditengarai akibat banyaknya objek atau destinasi wisata baru yang cukup menarik untuk dikunjungi serta gencarnya promosi pariwisata yang telah dilakukan, misalnya promosi tempat, sarana akomodasi, maupun event-event yang dilakukan oleh dinas terkait dan oleh pemerintah daerah setempat.

“Ada sepuluh negara asal wisman yang mendominasi yaitu dari Malaysia, Singapura dan Tiongkok. Selanjutnya dari negara Taiwan, Amerika Serikat, India, Jepang, Thailand, Korea Selatan dan Hongkong,” terang Teguh.

Wisman dari 10 negara tersebut  berkontribusi sebesar 42,73 persen dari total jumlah wisman yang masuk Jatim. Dan dari 10 negara tersebut, terbesar masih Malaysia dengan persentase 22,08 persen, disusul Singapura sebesar 6,36 persen dan Tiongkok sebesar 4,14 persen.

Dengan banyaknya jumlah wisman yang masuk Jatim, maka Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang juga ikut terkerek sebesar 0,49 persen, dari 50,08 persen menjadi 50,57 persen. Artinya, dari 100 kamar hotel berbintang yang tersedia, ada 50 kamar hingga 51 kamar yang setiap malam terisi.

Sementara Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) untuk hotel berbintang pada Junk 201i me capaj 1,55 hari. Ini berarti pada umumnya, lama menginap baik tamu asing maupun tamu Indonesia di hotel berbintang berkisar antara satu hingga dua malam.kbc6

Bagikan artikel ini: