Semangat manfaatkan momentum IMF-World Bank Group berkumandang di workshop Kemenpar

Kamis, 13 September 2018 | 06:53 WIB ET
Menpar Arief Yahya
Menpar Arief Yahya

BALI, kabarbisnis.com: Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sukses mengumpulkan seluruh stakeholder terkait jelang perhelatan IMF-World Bank Group (WBG) 2018. Dalam acara Workshop Percepatan dan Pengembangan Wisata Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), lahir semangat Indonesia Incorporated untuk memanfaatkan momentum hebat event berskala internasional tersebut.

"Ini momentum yang harus kita gunakan bersama dengan baik. Bukan hanya saat pelaksanaannya saja, namun juga setelah itu. Ini juga menjadi momentum contoh daerah lain, untuk bisa membuat wisata MICE sebagai salah satu mesin mendatangkan wisatawan ke tanah air," ujar Ketua Tim Percepatan MICE Kemenpar Hosea Andreas Rungkat.

Kemenpar memang membuat workshop itu menjadi kualitas dan tepat sasaran. Bukan hanya karena industri-industri dan pelaku wisata di Bali yang hadir, namun kementerian di bawah komando Arief Yahya itu juga sukses memboyong pihak nara sumber yang sangat kompeten dan merupakan  pihak penyelenggara langsung  IMF - WBG 2018 yang terdiri dari National of Committe , Official Professional Conference Organizers, dan Official Venues. Acara Workshop digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, 12 September 2018.

Mereka di antaranya adalah Koordinator Unit Khusus IMF-WBG  Kementerian Keuangan Adi  Budiarso, Direktur Unit Khusus Pertemuan Tahunan IMF-WBG Bank Indonesia Peter Jacobs, Managing Director Pacto Convex Wiwin Kurniawan dan Presdir PT Royalindo Expoduta Muhammad Reza Abdullah sebagai Profesional Confrence Organization pemenang yang menangangi event berkelas tersebut.

Dari Kemenpar, hadir langsung Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alex Reyaan. Hosea menambahkan, semangat memanfaatkan momentum ini harus diikuti secara berkelanjutan. Karena Hosea percaya, bahwa wisata MICE bisa menjadi unggulan. Dia mengambil contoh ada daerah yang sudah memiliki gedung dan tempat yang bagus, namun minim acara. Pihaknya berjanji dengan kerjasama semua pihak akan ada data akurat untuk menegaskan bahwa industri MICE punya angka yang fantastis dalam mendukung pariwisata Indonesia.

"Mari semua industri ambil pelajaran hebat dan bermanfaat dari IMF-WBG ini. Begitu juga kota-kota lain. Jangan sampai sudah bangun gedung besar, namun malah minim acara. Ini adalah ajang pembuktian kepada dunia, bahwa Indonesia punya segalanya untuk event MICE," kata Hosea. 

Hal senada diungkapkan oleh Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alex Reyaan. Kata Alex, Workshop ini akan menjadi acuan dan informasi semua yang terkait dengan IMF-WBG. "Kita bisa lihat dan buktikan di Workshop ini berapa pengeluaran mereka, berapa jumlah yang datang, bagaimana dampaknya kepada pariwisata. Jadi masyarakat bisa tahu dampak positifnya," kata pria yang biasa disapa Alex itu.

Alex menjabarkan, data sementara yang telah diterima Kemenpar adalah ada 15.000 orang tamu yang menjadi delegasi pertemuan tahunan tersebut. Data travel trend report UNWTO mencatat di tahun 2016, total perjalanan wisata di dunia mencapai 1,235 miliar orang, 24 persennya sekitar 296,4 juta diantaranya adalah Business Traveller yang melakukan kegiatan MICE.

"MICE diprediksi mampu meningkatkan daya saing kepariwisataan Indonesia dan meningkatkan pendapatan devisa, karena spending wisatawan MICE adalah 7 kali lipat lebih banyak dari wisatawan biasa atau leisure traveller. Jadi tidak salah tim percepatan dan industri kami sangat menanfaatkan momentum ini dengan semangat berlipat. Kita harus semakin bersinergi,"tegas Alex.

Terpisah, Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani menegaskan bahwa target pemerintah untuk kunjungan jumlah wisatawan sebesar 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019. Ini menjadi tantangan Kemenpar untuk melakukan percepatan strategi pencapaian target tersebut.

Kata Rizki, sebagai portfolio produk pariwisata Indonesia tahun 2015-2019, Wisata MICE dan events ditarget sebesar 60 persen dari 5 persen jenis wisata buatan. "Target tersebut tidak hanya pada jumlah Wisman, tetapi juga pada besarnya spending dari Wisman. Nah, pariwisata melalui dampak ekonominya bisa menjadi penopang ekonomi Indonesia,"kata wanita yang biasa disapa Bu Kiki itu. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat dan sukses atas Workshop tersebut. Kata dia, semua unsur memang harus bergandengan tangan untuk mensukseskan acara berlevel dunia tersebut.

"Karakter jenis business tourist sangat berbeda dengan leisure tourist, dimana motivasi utama kunjungan MICE adalah melakukan bisnis dan penentu keputusan untuk perjalanan MICE organisasi, asosiasi, korporasi dan bukan individu. Hal itu tentunya akan menyebabkan perilaku berwisata, terutama dalam hal pembiayaan selama kegiatan juga berbeda dengan wisatawan biasa. Nah, momentum ini harus diusung dengan baik dan profesional,"kata menteri asli Banyuwangi tersebut. kbc9

Bagikan artikel ini: