Gandeng Jasa Marga, Mandiri Group rilis kontrak investasi untuk infrastruktur

Jum'at, 12 Oktober 2018 | 05:56 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Mandiri bersama perusahaan anak Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi bekerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA).

Hal ini merupakan bentuk dukungan dari Bank Mandiri dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui pembiayaan inovatif di pasar modal.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan alternatif pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal ini dapat dimanfaatkan perusahaan di bidang infrastruktur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efektif dengan biaya yang terukur. Produk investasi yang pertama kali diluncurkan tersebut pun rencananya akan menyasar investor lokal dan global. 

"Inisiatif ini juga akan membantu pendalaman pasar keuangan domestik melalui penambahan produk investasi berbasis proyek infrastruktur," kata Kartika dalam keterangan tertulis, Kamis (11/10/2018).

Di sela-sela IMF-World Bank Group Annual Meeting 2018 di Bali, Rabu (10/10), ia menyampaikan Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas sebelumnya telah membantu Jasa Marga menerbitkan obligasi rupiah di pasar modal internasional Komodo Bonds senilai Rp 4 triliun pada akhir tahun lalu. Ada juga penerbitan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) untuk membiayai pengembangan jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

KIK-DINFRA akan memperoleh pernyataan efektif dari OJK paling lambat pada Kamis (11/10/2018) dan akan segera diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp 1,5 triliun. Pengumpulan dana melalui RDPT yang mencapai Rp 3 triliun akan memberikan tambahan belanja modal kepada Jasa Marga.

Kartika menambahkan langkah ini merupakan implementasi komitmen Bank Mandiri Group untuk mendukung perusahaan-perusahaan di bidang infrastruktur. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi aspirasi pemerintah untuk mengakselerasi pemenuhan infrastruktur di Indonesia.

Saat ini, Indonesia perlu menginvestasikan sebesar USD 1.231 miliar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur agar mampu menopang pertumbuhan di kisaran 5,5%. Alokasi belanja negara untuk infrastruktur juga terus meningkat secara signifikan dari Rp 86 triliun pada 2010 menjadi lebih dari Rp 400 triliun pada APBN 2018.

Sedangkan dukungan perbankan untuk proyek infrastruktur juga meningkat tajam dengan kualitas yang terjaga baik. Jika pada 2010 pembiayaan perbankan baru Rp 121 triliun, nilai tersebut tumbuh hampir 18% per tahun hingga Rp 378 triliun pada akhir tahun lalu.

Bank Mandiri sebagai perbankan nasional juga telah menyalurkan pembiayaan langsung yang signifikan ke sektor infrastruktur hingga mencapai hampir 24% dari total portofolio kredit perseroan. Pada akhir Semester-I 2018, nilainya mencapai Rp 165,8 triliun dari total komitmen Rp 255,3 triliun yang sudah diberikan ke proyek-proyek infrastruktur. Penyaluran tersebut pun naik 23% secara YoY.

Adapun sub sektor yang memperoleh pembiayaan infrastruktur Mandiri antara lain kelistrikan sebesar Rp 36,8 triliun, transportasi sebesar Rp 39,3 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp 24,1 triliun, konstruksi sebesar Rp 18,3 triliun, serta telekomunikasi sebesar Rp 17,5 triliun. kbc10

Bagikan artikel ini: