Program Rastra hilang bikin harga beras sulit turun

Rabu, 17 Oktober 2018 | 18:50 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Harga beras diprediksi akan tetap stabil tinggi. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional menyebutkan harga beras medium kelas dua di Jawa Timur mencapai Rp 9.900 per kilogram (kg) . Bahkan, harga beras sejenis di Jakarta mencapai Rp 12.700 per kg.

Harga beras di dua provinsi ini bertahan diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan sebesar Rp 9.450 per kg.  Beras medium kelas II merupakan jenis beras yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Kepala Pusat Riset dan Perencanaan Strategis BULOG  Sopran Kenedi mengatakan stok beras yang dikuasai perseroan tak sebanding dengan tingkat konsumsi.Sopran memaparkan konsumsi beras nasional tahun ini mencapai sekitar 33,47 juta ton, sementara BULOG hanya menguasai stok sebanyak 1,5-2,5 juta ton.

"Artinya jauh sekali, mungkin kalau kita lihat dari total konsumsi tidak sampai 8% dikuasai Bulog untuk memenuhi kebutuhan penyaluran rutin," kata Sopran dalam Focus Group Dialog di Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Saat ini, Sopran menyebut stok beras Bulog ada di kisaran 2,43 juta ton, di antaranya 2,2 juta ton adalah Cadangan Beras Pemerintah dan sisanya sekitar 140.000 ton berupa stok beras komersil baik medium plus maupun premium. Adapun alokasi bantuan sosial beras sejahtera (rastra) kini mekanismenya sudah dialihkan menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

"Bisa dibayangkan bahwa tadinya sebanyak 15,5 juta ton beras rastra yang kita distribusikan sampai tingkat rumah tangga sekarang bebas mau mengambil berasnya di pasar umum. Ini yang menyebabkan perkembangan harga beras sulit untuk dikendalikan karena biasanya dipenuhi di tingkat desa atau kecamatan," jelas Sopran.

Dia menambahkan dengan ditutupnya keran rastra dalam beberapa tahun terakhir, otomatis permintaan beras ke petani atau penggilingan padi besar semakin tinggi.Akhirnya, saat ini banyak penggilingan padi cenderung memproses beras medium untuk diolah sedemikian rupa menjadi beras premium dengan nilai jual dengan marjin yang lebih menjanjikan.

"Ini yang menjadikan harga di tingkat produsen itu bergerak di atas ketentuan harga pemerintah. Karena BULOG  dibatasi regulasi, maka kita tidak bisa membeli beras dengan harga di atas HPP [Harga Pembelian Pemerintah]," ujarnya.

Sopran mengatakan harga Gabah Kering Panen (GKP) di beberapa daerah produksi saat ini telah menyentuh Rp 4.500-5.000 per kg, jauh melebihi HPP yang ditetapkan seharga Rp 3.700 per kg dengan fleksibilitas 10%. "Jadi sudah sangat jauh dan tidak mungkin bagi kita melakukan pembelian," pungkasnya kbc11

Bagikan artikel ini: