Sinergisitas BPODT dan diaspora bikin wisata Danau Toba go international

Senin, 10 Desember 2018 | 06:24 WIB ET

MEDAN - Berbagai cara dilakukan Kementerian Pariwisata dalam mengembangkan Kawasan destinasi prioritas Danau Toba. Salah satunya  dengan menggelar Sarasehan Sinergisitas Diaspora Batak di Hotel Inna Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, 7-9 Des 2018.

Acara yang diadakan Badan Pengelola Otoritas Danau Toba (BPODT) bekerjasama dengan Kemenpar ini untuk mendukung Pengembangan Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Internasional. Ada 76 diaspora Batak dari seluruh Indinesia dan manca negara yang siap membawa Danau Toba go internasional.

Dir Kerjasama Eksternal ASEAN Kemenlu Benny Y.P Siahaan menyampaikan mereka orang Batak yang merantau ke luar negeri dan sukses atau biasa disebut diaspora harus mau mengenalkan wisata Danau Toba di tempat mereka  di luar negeri. "Diaspora menjadi komunitas yang efektif untuk mengembangkan wisata Danau Toba ke luar negeri. Mereka berada di 5 benua yang jadi potensi pasar Danau Toba, seperti ada yang dari Italia, Prancis, Jerman dan banyak lagi," kata Benny, Sabtu (8/12).

Sementara Direktur Pemasaran Pariwisata BPODT Basar Simanjuntak  menyampaikan pihaknya membangun Danau Toba tetap ada konsep penthahelix ABCGM (Akademisi, Bisnis, Comunity, Goverment dan Media). 

"Hari ini kita melihat suatu energi, suatu potensi dari diaspora Batak dan sejarah mencatat sudah banyak orang Batak sukses di perantauan. Ketika presiden Jokowi memutuskan ini menjadi destinasi kelas dunia, nah kita ingin memanfaatkan semua energi dan potensi, termasuk semua jaringan. Ada gereja, ada marga, ada alumni, dan diaspora ini," ujar Basar.

Ditambahkan Basar sangatlah penting dan strategis peran jaringan ini, termasuk jaringan diaspora. "Sekarang ini kita coba memanfaatkan teknologi untuk menciptakan real jaringan pemasaran, mendatangkan wisatawan kesini, mencitrakan danau toba, jaringan investasi , kemudian dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan banyak kegiatan di sini," tutur Basar.

Salah satu nara sumber Pendeta HKBP Balikpapan Daniel Harahap  mengajak para diaspora dan juga kawan kawan di tanah Batak,  untuk menjaga nilai-nilai kebaikan  yang ada yang sesuai dengan kemajuan jaman dan yang sesuai juga dengan warisan leluhur Batak.

"Saya menemukan dalam pergumulan selama puluhan tahun menjadi pendeta ada 5 nilai yang singkron dengan kebatakan, kekristenan, dan juga modernitas," kata Daniel.

Yang pertama menurut Daniel adalah Transparansi. Jadi kultur Batak itu sangat menjunjung transparansi, atau keterbukaan karena itu yang pertama kita junjung transparansi. 

Yang kedua adalah partisipasi , kultur batak sangat menghormati partisipasi. Orang Batak tidak suka sebagai penonton, dia adalah peserta dalam semua event. Yang Ketiga adalah kesetaraan, jadi kultur Batak itu memandang semua orang itu setara dan tidak mengenal raja dan hamba.

Selanjutnya keempat adalah semangat sentribuga, semangat untuk menyebar. Jadi kultur Batak itu bersifat menyebar atau diaspora.

Kemudian yang terakhir kelima adalah konektivitas. Itu adalah kata kunci dalam bahasa Batak, itu kata kunci dalam dunia ke kristenan, itu juga kata kunci dalam era milenial.

"Semua nilai itu pas untuk diterapkan di masa sekarang, termasuk untuk dunia pariwista. Karena sifatnya yang universal," kata Daniel.

Ditanya tentang harapannya dengan diaspora Batak dan pariwisata di danau toba, Daniel mengatakan kedatangan mereka apalagi membawa tamu akan membuat pariwisata Danau Toba semakin berkembang.

Sementara itu Menpar Arief Yahya mengatakan Diaspora menjadi duta potensial bagi pariwisata Danau Toba. Mereka, selain kepulangannya menjadi nilai tambah tapi juga bisa mempromosikan Danau Toba ke dunia luar.

"Apalagi karakter orang Batak yang suka merantau. Ini akan menjadi humas yang baik bagi daerahnya. Termasuk bisa menjual Danau Toba ke luar," ujar Arief Yahya. kbc10

Bagikan artikel ini: