Memasuki era kenormalan baru, HAPI mulai gelar pelatihan aplikator

Minggu, 14 Juni 2020 | 19:31 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com; Merebaknya pandemi Covid-19 telah mengakibatkan mandegnya aktifitas masyarakat, termasuk pelatihan aplikator yang selalu digelar tiap bulan oleh Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI) di sejumlah daerah.

Dengan mulai dibukanya kembali aktifitas ekonomi masyarakat oleh pemerintah melalui skema kenormalan baru atau New Normal, maka HAPI kembali melanjutkan program pelatihan dan sertifikasi tenaga aplikator Indonesia yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

"Pelatihan yang terakhir kami gelar akhir bulan Februari 2020 di Madiun. Sudah tiga bulan kami tidak aktifnya melakukan pelatihan karena adanya kebijakan pemerintah untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan sebagi wujud dari kebijakan Social Distancing dan Physical Distencing untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," ujar Ketua Umum HAPI, Muhammad Soleh di Surabaya, Sabtu (13/6/2020).

Namun pelatihan yang digelar tidak seperti pelatihan sebelumnya yang bisa diikuti oleh 50 lebih peserta dalam setiap pertemuan. Pelatihan hanya bisa diukuti oleh sekitar 20 orang aplikator saja karena harus memperhatikan Social distancing dan physical distancing. Terlebih kapasitas ruang pelatihan juga sangat terbatas.

Selain jumlah peserta yang hanya sekitar separuh dari biasanya, dl pelaksanaannya pun juga harus memperhatikan protokol Covid-19. Mulai dari mastikan peserta dalam keadaan sehat dan memggunakan masker hingga memastikan mereka tidak akan bersentuhan atau melakukan kontak langsung saat melakukan praktek lapangan.

"Sebenarnya kami berencana melakukan pelatihan lewat online, selain mudah jangkauan juga lebih luas. Tetapi pelatihan aplikator ini kan harus ada praktek. Tidak hanya keilmuan tetapi juga praktek," ujarnya.

Keinginan ini timbul dengan melihat besarnya animo tenaga kerja dan siswa SMK untuk mengikuti pelatihan dan keterbatasan ruangan jika hanya dilakukan secara offline. Padahal sebagai wujud percepatan peningkatan SDM aplikator Indonesia, HAPI menargetkan bisa melakukan pelatihan untuk 100-200 orang dalam setiap bulan. Sehingga dalam satu tahun bisa tercapai sekitar 1.200 tenaga kerja hingga 2.400 tenaga kerja yang sudah tersertifikasi.

"Ini lagi kami pikirkan pelatihan secara online namun tetap ada praktek. Ruangan dan istrukturnya kami sediakan karena ini sebagai tanggung jawab HAPI untuk mengeluarkan sertifikasi profesi aplikator," terang Soleh.

Terkait kondisi aplikator di masa pandemi covid-19, ia mengatakan bahwa para aplikator kontruksi dan bangunan atau tukang, banyak yang terdampak. Terutama yang bekerja untuk proyek-proyek pemerintah.

"Kontribusi proyek pemerintah sangat besar karena pemerintahlah yang memiliki uang, bisa mencapai 50 persen, sementara swasta hanya sekitar 30 persen dan pribadi mencapai sekitar 10 persen hingga 20 persen," ujarnya.

Menurut Soleh, proyek swasta yang jalan adalah proyek pengembang perumahan atau kontruksi yang masih memiliki modal besar. Sementara pribadi, juga masih jalan, karena terdorong kebutuhan saat Ramadan dan Idul Fitri di April dan Mei 2020 ini.

"Tapi karena kontribusi proyek pemerintah besar, sehingga jumlah yang terdampak besar. Pengguna jasa aplikator di proyek pemerintah itu mencapai 50 persen, swasta 30 persen, pribadi 10-20 persen," ungkap Soleh.kbc6

Bagikan artikel ini: