Masuki new normal, hanya 7 persen masyarakat yang pendapatannya meningkat

Selasa, 28 Juli 2020 | 09:48 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pandemi virus corona (Covid-19) telah membuat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan atau pendapatan. Namun demikian, memasuki masa new normal, ternyata hanya ada 7 persen masyarakat yang mengaku pendapatannya mengalami peningkatan.

Hal ini terungkap dari hasil survei yang dilakukan Jenius, platform aplikasi perbankan digital milik PT Bank BTPN Tbk.

Digital Banking Business Product Head Bank BTPN Waasi Sumintaradja mengatakan, angka ini cukup relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang mengaku pendapatannya telah berkurang ataupun tetap sama selama new normal.

"Untuk jumlah masyarakat yang mengaku pendapatannya berkurang selama new normal ada 44 persen, sedangkan jumlah masyarakat yang mengaku jumlah pendapatannya selama new normal tetap sama itu ada sebesar 49 persen. Artinya memang selama ada wabah pandemi ini banyak masyarakat yang pendapatannya terpukul dan membuat usahanya tidak memiliki pemasukan," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (27/7/2020). 

Lebih rinci, Waasi menyebutkan dari jumlah masyarakat yang mengaku pendapatannya berkurang, mereka tetap mencoba melakukan berbagai cara untuk bisa menghasilkan pemasukan baru. Tercatat ada sebanyak 42 persen yang mencoba membuka usaha kecil, 22 persen mencoba mencari pekerjaan baru, 14 persen yang mengurangi pekerjaan.

"Sementara sisanya, ada 7 persen yang tetap mengelola keuangan lebih baik dan 6 persen yang membuka kembali bisnis yang sempat ditinggalkan atau mencari pekerjaan," jelasnya.

Sementara itu, kegiatan selama new normal yang dilakukan oleh masyarakat yang mengaku pendapatannya berkurang berbeda dengan yang jumlah pendapatannya tetap selama new normal. 

Masyarakat yang jumlah pendapatannya selama new normal tetap sama lebih memilih untuk melakukan aktivitas yang lebih efisien seperti membuka usaha kecil, mengurangi pengeluaran, bekerja seperti biasa, menabung lebih banyak dan mengelola keuangan lebih baik.

"Dari sisi aktivitas mengurangi pengeluaran saja berbeda, untuk masyarakat yang mengaku jumlah pendapatannya sama ada sebanyak 18 persen sedangkan jika dibandingkan dengan masyarakat uang mengaku jumlah pendapatannya menurun itu ada 14 persen," katanya.

Sebelumnya perlu diketahui adapun survei ini dilakukan dengan menggunakan metodelogi Online Survey yang dilaksanakan selama bulan Mei hingga Juni 2020 dengan total responden sebanyak 267 digital savy yang memiliki usia rata-rata berkisar 16 tahun hingga 40 tahun. kbc10

Bagikan artikel ini: