Mau buka usaha, Sandiaga Uno ingatkan kaum milenial hindari pinjol abal-abal

Rabu, 9 September 2020 | 16:31 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Menjadi pengusaha merupakan salah satu kmpian kaum milenial saat ini. Alasannya, selain menghasilkan lapangan pekerjaan tapi juga berkontribusi besar dalam mendorong perekonomian nasional.

Meski demikian, permodalan selalu menjadi pertimbangan bagi mereka yang ingin memulai atau mengembangkan usahanya. Tak jarang, akhirnya sejumlah pihak melakukan pinjaman untuk bisa memiliki modal berusaha.

Pengusaha Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, melakukan pinjaman bukan hal yang aneh dalam dunia wirausaha, tetapi tetap harus cermat dalam memilih pinjaman.

Dia menekankan, jangan melakukan pinjaman lewat fintech peer to peer lending atau pinjaman online (pinjol) ilegal.

"Tapi hati-hati, jangan berhubungan dengan pinjaman online yang abal-abal, karena ini akan membuat kita terbeban bunga dan sangat berat, yang akhirnya kita dikejar-kejar," ujarnya dalam webinar mengenai wirausaha, Selasa (8/9/2020).

Seperti diketahui, pinjol ilegal seringkali mematok bunga pinjaman yang tinggi dengan tenor pembayaran yang singkat.

Di sisi lain, sistem penagihannya juga tak sesuai standar, yang umumnya melakukan teror terus-menerus dengan melibatkan seluruh kontak di dalam ponsel.

Sandi mengatakan, jika memang membutuhkan permodalan akan lebih tepat jika melakukan pinjaman fintech ilegal yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), selain melalui perbankan. Menurutnya, saat ini sudah banyak fintech yang menyasar UMKM untuk menyalurkan pinjaman.

"Adanya fintech yang legal kita akan mampu cari investor pendanaan untuk kembangkan produk yang kita bikin," kata dia.

Sandi juga menyarankan, bagi para milenial yang merintis usaha untuk masuk ke dalam komunitas, sehingga memiliki wadah yang tepat untuk belajar bisnis dan mengembangkannya,

"Dalam komunitas ini, kita bangun suatu perilaku yang inovatif, risk taking, dan proaktif. Sehingga bisa dapat pelatihan, pendampingan, maupun akses perizinan dan permodalan," jelasnya. kbc10

Bagikan artikel ini: