Biofarma perkirakan harga vaksin Covid-19 Rp200 ribu per dosis

Selasa, 6 Oktober 2020 | 08:50 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Bio Farma (Persero) memperkirakan harga vaksin Covid-19 yang akan dijual di pasaran berkisar Rp200.000 per dosis. Meski begitu, keputusan terkait harga vaksin ini secara resmi akan diumumkan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Peraturan Presiden (Perpres).

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menuturkan saat ini pihaknya tengah berkomunikasi dengan Kementerian BUMN dan Presiden guna membahas perihal harga vaksin tersebut. "Asumsi sementara harga (vaksin) Rp 200.000 ribu per dosis, kami sedang berkomunikasi dengan pemerintah. Akan ada Perpres," ujar Honesti dalam Rapat Rengar Pendapat bersama Komisi VI DPR yang disiarkan secara virtual di Jakarta, Senin (5/10/2020).

Sementara itu, terkait dengan distribusi vaksin Covid-19, Bio Farma menargetkan akan dilakukan pada akhir 2020 atau awal tahun 2021. Proses vaksinasi sendiri akan dilakukan pada 170 juta orang. Angka itu sekitar 70 persen dari total penduduk Indonesia.

Honesti menyebutkan, jumlah awal tersebut sesuai dengan standar atau petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencapai herd immunity. Selain itu, setiap orang akan mendapatkan dua dosis vaksin atau dua kali suntikan, dengan begitu, Bio Farma akan menyediakan 340 vaksin di tahun depan.

"Target 170 juta orang Indonesia untuk memenuhi herd immunity, jadi 1 orang 2 dosis, jadi butuh 340 juta dosis tahun depan," katanya.

Honesti menambahkan, pihaknya mencatat ada delapan jenis vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi di dunia yang sudah masuk uji klinis tahap III. Guna mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia, pihaknya menggunakan dua strategis baik jangka pendek dan jangka panjang.Untuk jangka pendek, Bio Farma mengambil strategi dengan menggandeng perusahaan Sinovac untuk mempercepat produksi vaksin yang ditargetkan akan distribusikan pada akhir 2020.

"Saat ini sudah ada 8 vaksin yang masuk yang sudah masuk ke tahap III. Dan kita sedang melakukan kerja sama dari salah satu vaksin itu yaitu Sinovac, ini untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek untuk memenuhi keinginan pemerintah untuk memutuskan mata rantai virus ini," ujar Honesti.

Dalam strategi jangka pendek ini pula, BUMN Farmasi itu juga akan menggandeng sejumlah perusahaan farmasi terkemuka di dunia. Meski begitu, belum diketahui secara pasti ihwal identitas sejumlah perusahaan tersebut. "Untuk jangka pendeknya sendiri, kita juga kita inisiatif untuk melakukan (kerja sama) dengan beberapa produsen vaksin nanti kami informasikan lebih lanjut," kata dia.

Sementara itu, untuk jangka panjangnya, Bio Farma akan memproduksi vaksin Merah Putih. Pada tahap ini, Bio Farma akan berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia.

"Vaksin Merah Putih ini diharapkan akan diproduksi pada semester kedua 2022, bekerja sama dengan lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin," pungkasnya.kbc11

Bagikan artikel ini: