BI sebut rupiah terdepresiasi 5,16 persen selama 2020
JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat melemah 2,13 persen pada September 2020.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pelemahan ini dipengaruhi tingginya ketidakpastian pasar keuangan, baik karena faktor global maupun domestik.
"Sementara pada awal Oktober 2020, nilai tukar rupiah per 12 Oktober kembali menguat 1,22 persen atau 0,34 persen secara rerata dibandingkan dengan level September 2020," ujarnya, Selasa (13/10/2020).
Perry menjelaskan, penguatan rupiah pada Oktober 2020 didorong kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik yang dipengaruhi meningkatnya likuiditas global dan tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.
"Dengan perkembangan ini, rupiah sampai dengan 12 Oktober 2020 mencatat depresiasi sekitar 5,56 persen dibandingkan dengan level akhir 2019," katanya.
Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued.
Hal ini didukung defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.
"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," pungkasnya. kbc10
Biosimilar EPO Daewoong Infion ringankan beban pengobatan pasien gagal ginjal kronis melalui Jaminan Kesehatan National
Ketua DPD RI minta pelayanan vaksin untuk lansia dipermudah
Beri kenyamanan penghuni dan warga, CitraHarmoni perbaiki jalan di bawah flyover Trosobo
Rasio kesembuhan Covid-19 capai 86,4%, Presiden apresiasi penanganan pandemi
Buruan! Ciputra siapkan rumah dan apartemen ready stock dengan relaksasi PPN dan LTV