Didorong UMKM, kredit bankjatim tumbuh 7,03% di tengah pandemi

Kamis, 22 Oktober 2020 | 16:04 WIB ET
Direktur Utama bankjatim Busrul Iman tengah) didampingi Direktur Keuangan Ferdian Timur Satyagraha (kiri) dan Direktur Risiko Bisnis Rizyana Mirda pada analyst meeting dan press conference virtual, Kamis (22/10/2020).
Direktur Utama bankjatim Busrul Iman tengah) didampingi Direktur Keuangan Ferdian Timur Satyagraha (kiri) dan Direktur Risiko Bisnis Rizyana Mirda pada analyst meeting dan press conference virtual, Kamis (22/10/2020).

SURABAYA, kabarbisnis.com: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau bankjatim masih mencatat kinerja positif di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan masih tumbuhnya kinerja bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur ini sepanjang triwulan III dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Year on Year/YoY).

Berdasar keterbukaan informasi kinerja keuangan bankjatim pada triwulan III/2020 melalui media zoom cloud meeting di Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Kamis (22/10/2020), bankjatim mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp 40,38 triliun atau tumbuh 7,03% (YoY).

Direktur Utama bankjatim Busrul Iman menuturkan, kredit di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar Rp 6,46 triliun atau tumbuh 12,24% (YoY) diikuti dengan pertumbuhan kredit korporasi yang sebesar Rp 10,01 triliun atau tumbuh 9,86%.

Sementara aset bankjatim sebesar Rp 82,08 triliun atau tumbuh 13,80% (YoY), Dana Pihak Ketiga (DPK) bankjatim mencatatkan pertumbuhan 13,99% (YoY) yaitu sebesar Rp. 69,77 triliun. 

Komposisi rasio keuangan bankjatim pada periode September 2020 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,63%, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,70%, dan Return On Asset (ROA) 2,57%. Sedangkan Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 70,25%.

"Dari keseluruhan kinerja positif tersebut, bankjatim berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 1,10 triliun di triwulan III tahun 2020," kata Busrul.

Dukung pemulihan ekonomi

Dalam kesempatan itu Busrul juga menyampaikan, pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi pemerintah, pelaku usaha, termasuk industri perbankan. Namun demikian, bankjatim bersyukur masih mampu memberikan kinerja yang positif khususnya untuk mendorong perekonomian Jawa Timur.

"Bankjatim juga bersyukur telah dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi salah satu BPD yang menerima dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah," tutur Busrul.

Mekanisme penyaluran dana PEN tersebut dilakukan dengan dua pola, yaitu direct loan dan two step loan yang disalurkan pada sektor UMKM, Konsumsi, dan Korporasi. Sejalan dengan itu pula, bankjatim bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi menyalurkan Dana Bergulir (Dagulir) dan Dana PEN.

Selama triwulan III 2020, bersama dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, bankjatim sudah melakukan langkah konkrit dalam pemulihan ekonomi dengan menyalurkan Dagulir dan Dana PEN di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur seperti Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Sumenep, Pamekasan, Blitar, Magetan, Jombang, Trenggalek dan Pacitan.

“Sampai dengan saat ini, bankjatim telah menyalurkan Dana PEN sebesar Rp 2,57 triliun kepada 15.215 debitur. Kami menargetkan seluruh dana PEN yang total Rp 4 triliun ini bisa tersalurkan hingga akhir Oktober 2020 ini. Sedangkan Dagulir sudah tersalurkan sebesar Rp.450,13 miliar kepada 12.385 debitur,” jelas Busrul.

Busrul juga menambahkan bahwa bankjatim bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur juga melakukan kolabosari untuk memaksimalkan Misi Dagang Jawa Timur. Seperti diketahui, bahwa misi dagang ini bertujuan untuk mempertemukan buyer dan seller khususnya antar daerah satu dengan daerah lainnya.

“Dukungan bankjatim terhadap misi dagang ini juga menjadi salah satu tekad dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional pada umumnya dan khususnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur," imbuh Busrul.

Agresivitas penyaluran kredit bankjatim dalam rangka pemulihan ekonomi juga tertuang dalam perjanjian kerjasama dengan PT Amarta Mikro Fintech melalui metode peer to peer lending. Dari hasil sinergi tersebut, sampai dengan saat ini telah berhasil menyalurkan kredit kepada 2.568 debitur dengan nominal Rp 10,50 miliar yang tersebar ke seluruh pelosok desa di Jawa Timur. Sinergitas ini menjadi penting mengingat tuntutan kompetisi bisnis dan perkembangan digital banking yang semakin pesat. Selain itu, industri perbankan dituntut untuk terus kreatif dan berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 

Selama pandemi Covid-19 melanda, nasabah atau masyarakat yang sedang berada di rumah dalam rangka mendukung pencegahan penyebaran virus Covid-19, dapat memanfaatkan layanan e-channel bankjatim untuk melakukan transaksi perbankan. "Melalui fasilitas mobile banking, sms banking dan internet banking, nasabah dapat dengan mudah melakukan transaksi perbankan atau pembayaran dengan cepat, mudah, dan aman tanpa harus keluar rumah," tambah Busrul.

Kemudahan juga diberikan bankjatim untuk nasabah dalam pengajuan kredit atau pembiayaan. Sejak pertengahan tahun 2019, bankjatim telah meluncurkan e-form kredit yang memudahkan nasabah dalam pengajuan kredit di bankjatim. Calon nasabah cukup dengan melakukan registrasi melalui portal e-form kredit, kemudian bankjatim akan mengirimkan notifikasi melalu sms. 

Selain itu bankjatim kini telah memiliki fasilitas kredit multiguna elektronik (e-kmg) yang dapat dimanfaatkan nasabah. Fasilitas ini merupakan pengembangan kredit multiguna yang sudah ada sebelumnya.

Kali ini e-kmg menyajikan kemudahan dalam mengajukan permohonan kredit baik para Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif maupun para pensiunan. Beberapa keunggulan dari e-kmg antara lain kemudahan dalam pengajuan kredit melalui mobile application. Selain itu nasabah cukup memiliki rekening dan payroll gaji yang terdaftar di bankjatim. kbc7

Bagikan artikel ini: