Songsong pemulihan kesehatan dan ekonomi, Mufti Anam tekankan pentingnya 4 pilar kebangsaan

Rabu, 11 November 2020 | 14:45 WIB ET

PASURUAN – Meski pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berlalu, anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam tetap mengajak seluruh masyarakat untuk optimistis.

”Tolong disampaikan ke keluarga, ke sahabat, ke tetangga, kita semua harus optimistis. Jangan menyerah. InsyaAllah kita bisa bangkit ke depan dengan gotong royong bersama,” ujar Mufti Anam di sela-sela Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan untuk warga Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (7/11/2020).

Mufti mengatakan, pada tahun depan, vaksinasi Covid-19 akan mulai dijalankan jika segala proses uji klinis berjalan lancar sampai akhir tahun ini. Sehingga, tak ada alasan untuk pesimistis.

“Untuk menyongsong pemulihan ekonomi dan kesehatan, kita membutuhkan penerapan nilai-nilai 4 pilar kebangsaan untuk untuk menjawab tantangan bangsa,” ujar Mufti.

Indonesia memiliki empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang luar biasa. Konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Taufiq Kiemas saat beliau menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.

Mufti Anam yang juga ketua HIPMI Jatim itu memaparkan, empat pilar kebangsaan tersebut adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

”Salah satu dari empat pilar itu adalah Pancasila. Ini adalah ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia, pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945. Artinya, Pancasila itu memang bersumber atau berasal dari rakyat Indonesia sendiri,” jelas politisi muda tersebut.

Menurut Mufti, tantangan Indonesia kekinian setidaknya ada dua. Pertama, memulihkan dampak pandemi Covid-19, mulai dari sektor kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Kedua, makin masifnya radikalisme agama.

”Nilai-nilai dalam 4 Pilar Kebangsaan dapat menjawab tantangan kekinian. Misalnya bagaimana kita membangun gotong royong dan kepedulian. Coba tengok tetangga kanan dan kiri, jangan sampai ada yang kesusahan, atau bahkan tak bisa makan. Mari saling bantu,” kata Mufi.

Tak lupa, Mufti mengajak warga untuk selalu menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. ”Meski berbeda agama, meski berbeda suku; kita berada dalam satu rumah besar: Indonesia tercinta. Kalau kita bertengkar karena beda agama, negara tidak akan bisa maju, daerah kita tidak akan bisa maju,” ujarnya.

Mufti yang berlatar belakang pengusaha muda itu juga memotivasi warga khususnya anak muda untuk berani merintis usaha produktif, sehingga bisa menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. kbc9

Bagikan artikel ini: