Data penting untuk pengembangan bisnis, nih cara mendapatkan dan mengolahnya
KEBERADAAN data seakan telah menjadi sebuah komponen penting dalam sebuah bisnis. Selain bisa membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat, data juga bisa menjadi salah satu strategi dalam mengelola bisnis agar terus berkembang ke depannya.
Pertanyaannya, bagaimana pelaku bisnis bisa mendapatkan sebuah data?
Menurut Head of Business Economics Program Universitas Prasetiya Mulya dan Co-founder and CEO of BE Corp, Erica Novianti Lukas, untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu bisnis, pertama harus bisa membedakan dua jenis data. Yaitu, data sekunder dan data primer.
"Data sekunder itu biasanya sudah dilakukan atau sudah di cari oleh pihak lain sehingga kita bisa langsung mendapatkan data tersebut. Kalau kita cari-cari misalnya kebetulan kan saya di bisnis economic banyak menggunakan data-data dari BPS, data-data makro kemudian data mikro juga," kata Erica dalam Talkshow Strategi Bisnis Kreatif bersama Kementerian Perindustrian, Kamis (3/12/2020).
Pelaku usaha IKM bisa mengetahui bagaimana secara statistik dari market yang sedang berkembang. Jika belum memiliki data yang dibutuhkan, pelaku IKM bisa mencari data dari survei yang telah dilakukan oleh pihak lain yang banyak tersedia di internet.
"Ternyata kita bisa lihat sudah ada survei sebelumnya bahwa ada beberapa jenis e-commerce yang paling populer. Dari data ini kan kita bisa lihat ternyata ini pengunjungnya paling banyak di sini, kemudian juga trafficnya paling paling besar dan seterusnya jadi kita juga bisa dapat informasi baru," jelasnya.
Erica mengatakan, setelah mendapat data, hal yang sangat penting untuk dilakukan yaitu mengolah data tersebut menjadi informasi.
"Karena kalau cuma data-data saja terus sudah gitu kita tidak kumpulkan atau misalnya kita tidak organisir, itu tidak bisa menjadi informasi," kata Erica.
Misalnya jika data customer yang diperoleh masih dalam bentuk tabel dari awal sampai akhir maka pelaku usaha akan sulit menafsirkannya. Tapi kalau data tersebut diolah, maka bisa mengetahui ternyata customer misalnya 40 persen adalah laki-laki, dan sisanya mayoritas adalah perempuan.
"Dari informasi itu disebut namanya inside, inside itu artinya dengan adanya data ini kita bisa tahu bahwa ternyata informasi ini Anda bisa dapat ide baru untuk bisnis," ujarnya.
Sehingga dengan mengetahui karakteristik customer, pelaku usaha bisa membuat suatu terobosan baru dan tentunya membantu mengembangkan usaha lebih luas lagi ke depannya. kbc10
Paling Banyak Dikeluhkan, Granostic Hadirkan Layanan Pain Management Center
Jelang Konggres XXV di Bandung, Inilah Harapan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim
Nilai Transaksi Kripto Menyusut pada Januari - Agustus 2023
The Fed Diramal Bakal Kerek Suku Bunga Jadi 5,75 Persen di Akhir Tahun
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G