Ada pandemi, Suparma bidik penjualan Rp2,1 triliun di tahun ini
SURABAYA, kabarbisnis.com: Emiten produsen kertas dan tisu, PT Suparma Tbk membidik penjualan sebesar Rp 2,1 triliun pada akhir tahun 2020 ini. Angka ini mengalami penurunan dibanding realisasi penjualan perseroan pada tahun 2019 yang sebesar Rp 2,51 triliun.
Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur mengatakan, target penjualan tersebut telah mengalami revisi dari manajemen, seiring dengan penurunan penjualan yang dicapai perseroan di tahun ini sebagai dampak pandemi Covid-19.
"Kita tercatat tiga kali melakukan penetapan target penjualan tahun 2020. Pada akhir tahun 2019 lalu kita menetapkan target sebesar Rp 3 triliun untuk penjualan tahun 2020. Namun karena dampak pandemi yang membuat penjualan perseroan turun signifikan, pada Mei 2020 lalu kita merevisi target jadi Rp 1,76 triliun. Namun dengan melihat tren penjualan yang membaik pada kuartal III ini, kami merevisi dan menetapkan target akhir tahun 2020 sebesar Rp 2,1 triliun," katanya pada acara paparan publik perseroan yang digelar secara virtual, Jumat (11/12/2020).
Sebagai catatan, hingga akhir September 2020 lalu, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,539 triliun, atau turun sebesar 18 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,87 triliun.
Penurunan ini dinilai karena terdampak pandemi Covid-19, dimana berakibat pada penjualan domestik perseroan yang turun signifikan sebesar 20 persen, dan penurunan kuantitas penjualan sebesar 17,3 persen. Sementara harga jual produk relatif stagnan.
"Penurunan penjualan bersih tersebut juga diperparah dengan rugi selisih kurs yang terjadi sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020 membuat laba periode berjalan perseroan juga mengalami penurunan, dari Rp 96,5 miliar pada periode Januari-September 2019 menjadi Rp 83,6 miliar pada periode yang sama tahun ini," jelas Hendro.
Dikatakannya, ini merupakan rekor penurunan penjualan sejak 10 tahun terakhir, dimana sepanjang dekade tersebut penjualan perseroan terus mengalami kenaikan.
Sedangkan sepanjang periode Januari-November 2020, penjualan bersih perseroan mencapai Rp 1,918 triliun, dimana pencapaian ini setara dengan 91,3 persen dari target tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun.
"Kami optimistis penjualan bersih tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun, seiring dengan mulai menggeliatnya perekonomian dalam negeri dan kinerja perseroan khususnya pada kuartal tiga dan empat tahun ini," ujarnya.
Sementara untuk tahun 2021, Hendro menuturkan, meski masih serba tidak pasti, namun ada keyakinan bahwa perekonomian nasional akan membaik. Hal ini akan bisa terwujud jika rencana pemerintah untuk mulai menyalurkan vaksin Covid-19 bisa diwujudkan pada awal tahun 2021.
Selain itu juga melihat asumsi makro ekonomi oleh pemerintah bahwa ada pertumbuhan sekitar 5 persen, juga angka inflasi yang bisa ditekan di kisaran 3 persen.
"Dengan asumsi tersebut, perseroan menargetkan penjualan bersih tahun 2021 sebesar Rp 2,6 triliun atau naik 23,8 persen dari target tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun," ujar Hendro.
Proyeksi penjualan bersih tersebut, lanjut Hendro, dengan melihat asumsi adanya kenaikan pada kuantitas penjualan yang sebesar 18,6 persen di 2021, dan kenaikan kapasitas terpakai sebesar 12,5 persen di 2021.
"Ini juga seiring dengan target mulai berproduksinya paper mesin 10 (PM10) yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 38.000 metrik ton, dimana di antaranya untuk produksi MG paper sebagai produk baru perseroan, melengkapi produk yang sudah ada, yakni kertas tisu dan kertas pembungkus makanan," jelasnya. kbc7
Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Bukukan Kontrak Senilai Rp 20,2 Triliun
Sasar Kalangan Pebisnis Jawa Timur, OPPO Gelar OPPO International Skyport di Surabaya
79 Persen Orang RI Dinilai Telah Berinteraksi dengan Teknologi AI Generatif
Peringati HMPI, Kencana Group Tanam 1.000 Pohon di Kawasan Hutan Arjuno-Welirang
Bank Dunia Sebut 130 Juta Orang Bisa Jatuh Miskin Akibat Perubahan Iklim