Bidik penyaluran kredit Rp5 triliun, BCA Surabaya perpanjang KPR Online Expo

Kamis, 14 Oktober 2021 | 09:09 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: PT Bank Central Asia Tbk atau BCA tetap meyakini permintaan terhadap produk properti di Tanah Air semakin membaik meski pandemi Covid-19 belum berakhir. Untuk itu, sejumlah program kembali digulirkan guna memberikan kesempatan kepada masyarakat melalui produk kredit pemilikan rumah (KPR).

Vice President Kredit Konsumer BCA Surabaya, Rudy Harsono menuturkan, BCA memutuskan untuk memperpanjang gelaran "KPR BCA OnlineExpo" yang sedianya berakhir pada 10 Oktober 2021 lalu. Namun karena banyak permintaaan dari customer akhirnya expo tersebut diperpanjang.

"Banyak permintaan dari customer termasuk dari beberapa developer akhirnya program KPR BCA OnlineExpo kami perpanjang hingga 11 November 2021," kata Rudy Harsono di Surabaya, Rabu (13/10/2021).

Dengan diperpanjangnya progran tersebut, diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan terbaik tersebut.

Asal tahu saja, Dalam pameran virtual ini, BCA menawarkan bunga KPR 4,5 persen tetap selama 3 tahun, baik untuk rumah baru maupun rumah seken.

Ada banyak pilihan produk properti terbaik yang ditawarkan oleh ratusan pengembang dan agen properti dari seluruh Indonesia.

"Jadi ini adalah kesempatan emas bagi masyarakat yang sedang mencari properti, khususnya generasi milennial yang saat ini ingin berburu hunian impian. Terlebih program relaksasi PPN dari pemerintah diperpanjang hingga Desember 2021. Tentunya kehadiran program tersebut akan turut serta meningkatkan minat pembeli," ujar Rudy.

Dikatakannya, sebenarnya target utamanya gelaran KPR BCA OnlineExpo bukan semata-mata jualan produk. Namun yang lebih penting bahwa BCA me-remind dan mengedukasi masyarakat bahwa ditengah pandemi BCA tetap menyediakan fasilitas KPR dan kredit consumer lainnya.

Sebab itu, meskipun secara hasil BCA Expo kali ini tidak sebagus pada BCA Expo September 2020, namun expo tersebut tetap berdampak. Sehingga masyarakat yang ingin membeli rumah dengan cara mencicil lewat KPR bisa mewujudkan impiannya.

Apalagi, kondisi market properti tahun ini lebih bagus dari tahun lalu, karena tertolong adanya program PPN Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP) sehingga banyak developer terutama yang memiliki sisa rumah ready stok kebanjiran pembeli.

"Karena itu, meskipun kondisinya masih kurang bagus, kami tetap optimis target penyaluran kredit tahun ini Rp 4-5 triliun akan tercapai. Kerjasama dengan developer terus kami lakukan meskipun sekarang hanya 50 persen yang aktif," ujarnya.

Terkait pasar properti, Rudy mengaku belum bisa memastikan. Namun mengingat kondisnya yang masih dibayangi pandemi, dia belum yakin tahun 2022 kondisinya akan pulih seperti sebelum ada pandemi. Dia memprediksi market properti akan benar-benar stabil pada 2023 atau 2024.

Hingga saat ini pihaknya masih bersikap prudent meskipun ada kelonggaran dibanding awal pandemi Maret 2020. Karena pada awal pandemi banyak debitur yang mengajukan restrukturisasi hutang. Jumlahnya bisa 18 persen dari total debitur.

Tahun ini refinancing akan dilakukan jika usaha debitur ada perkembangan membaik. Hingga September 2021  refinancing turun drastis. Sebelumnya, refinancing berkontribusi 60 persen dari total penyaluran kredit BCA Surabaya. Sisanya dari developer 20 persen, broker persen dan kredit lainnya 10 persen.

"Tahun ini refinancing berkontribusi 40 persen. Kredit untuk developer naik 30 persen. Kami harus berhati-hati sebelum refinancing. Sebab bila salah akan menambah NPL. Ini yang harus kami jaga. Jangan sampai NPL naik," tandas Rudy.

Menariknya, justru selama beberapa bulan terakhir ada tren debitur yang memiliki modal justru melunasi hutang-hutangnya. Alasannya, mereka tidak mau terbebani hutang dan cicilan. Sementara kondisi ekonomi masih belum bisa diprediksi seperti apa kedepan karena masih pandemi. Jumlahnya lumayan banyak dengan plafon kredit antara Rp 1-5 miliar.

Selain itu, konsumen yang memiliki dana dan ingin berinvestasi di sektor property, juga banyak yang melakukan pembelian secara cash. Mereka umumnya mengejar momen PPN DTP yang akan berakhir pada 31 Desember 2021. Hal ini membuat penyaluran kredit tidak bertumbuh signifikan. kbc7

Bagikan artikel ini: