IKM pangan dinilai mampu tekan impor

Jum'at, 29 Oktober 2021 | 09:11 WIB ET
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang

JAKARTA, kabarbisnis.com: Ketahanan pangan nasional menjeadi  program prioritas pemerintah yang bertujuan untuk memperkuat cadangan pangan nasional. Pendekatan dilakukan secara terintegrasi  dari hulu hingga hilir yang berupa produk olahan pangan utamanya yang berbasis industri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan tujuan akhir dari ketahanan pangan nasional adalah kecukupan pangan hingga tingkat perorangan yang disertai dengan kecukupan mutu, gizi, keamanan dan kesesuaian dengan preferensi. Namun, menurut Agus, aktor kecukupan juga harus diiringi oleh faktor kemandirian dalam menciptakan ketahanan pangan nasional.

"Karena itu, penting bagi pemerintah untuk membangun ketahanan pangan berbasis pada kekuatan dan keunikan sumber daya lokal, yang arah utamanya yakni pemenuhan kebutuhan pangan tanpa bergantung pada impor, sehingga tercipta kemandirian dan kedaulatan pangan," kata Agus dalam acara Indonesia Food Innovation 2021, Kamis (28/10/2021).

Konsep kemandirian dan kedaulatan pangan menuntut partisipasi aktif dari berbagai unsur masyarakat. Salah satunya yakni para pelaku usaha industri kecil dan menengah (IKM) di bidang pangan. Makin maraknya industri kecil dan menengah dalam usaha pengolahan pangan lokal membuktikan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam upayanya menciptakan kemandirian pangan.

"Karena itu, pengindustrian aneka pangan lokal sangat penting untuk diarahkan pada pemberdayaan industri kecil dan menengah makanan minuman," ujar dia.

Pemberdayaan IKM bukan  hanya bermanfaat untuk penyediaan pangan yang aman, bermutu dan bergizi, namun juga penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat lokal. Kondisi tersebut bisa menciptakan penerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat.

Secara umum, upaya pemberdayaan IKM difokuskan pada penciptaan nilai tambah. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pangan lokal memiliki nilai mutu, nilai gizi, dan nilai ekonomi yang berdaya saing atau bahkan lebih unggul dari produk pangan impor yang saat ini membanjiri pasar pangan di Indonesia. "Dengan daya saing yang tinggi, produk pangan lokal bisa berdaulat di negeri sendiri dan diharapkan mampu menembus dan merebut pasar internasional sehingga nilai ekonominya semakin besar," kata Agus.

IKM makanan dan minuman memiliki peran dan posisi penting tidak hanya sebagai penyedia pangan berkualitas bagi masyarakat. Mereka juga berperan sebagai penggerak ekonomi lokal, pendorong pertumbuhan industri, penopang perekonomian nasional dan pada titik tertentu menjadi duta diplomasi dalam mengharumkan khazanah lokal Indonesia di tingkat global.

Sektor industri makanan dan minuman, termasuk di dalamnya IKM memiliki kontribusi besar dalam perekonomian nasional. Pada triwulan 2 2021, industri makanan dan minuman menyumbang 6,66% dari total produk domestik bruto (PDB). Makanan dan minuman juga memberikan kontribusi ekspor sebesar US$ 28,07 miliar (Rp 397 triliun) pada Januari sampai Agustus 2021, atau setara dengan 19,76% dari total ekspor nasional.

"Mengingat posisi dan peran penting IKM makanan dan minuman ini, upaya pemberdayaan dan peningkatan daya saing IKM makanan dan minuman harus terus digalakkan melalui berbagai cara," ujar Agus seraya menambahkan pihaknya siap untuk memfasilitasi para pelaku IKM dengan berbagai pelatihan agar produk yang dihasilkan semakin berdaya saing, utamanya di pasar global.kbc11

Bagikan artikel ini: