Industri farmasi siap kembangkan vaksin tangkis varian Omicron
SEJUMLAH industri farmasi global bersiap untuk mengembangkan vaksin baru demi menangkis virus varian Omicron. Novavax Inc, misalnya, saat ini tengah menguji vaksin dan memproduksi vaksin dalam beberapa minggu ke depan.
Dilansir dari Reuters, Kamis (2/12/2021), pengembangan vaksin itu mengandung lapisan protein dari virus sebenarnya, namun tidak dapat menyebabkan penyakit namun memperkuat sistem kekebalan.
Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS) ini mengatakan, telah mengembangkan vaksin tersebut di tengah lonjakan virus tersebut. "Pekerjaan awal akan memakan waktu beberapa minggu," kata juru bicara perusahaan.
Awal bulan ini, Vaksin Novavax mendapat menerima persetujuan untuk digunakan secara darurat di Indonesia dan Filipina. Perusahaan juga sedang dalam proses untuk mengajukan persetujuan AS pada akhir tahun ini. Selain itu, perusahaan juga mengajukan persetujuan ke Badan Obat Eropa serta di Kanada.
Pengembang vaksin lain, termasuk BioNTech SE dan Johnson & Johnson dari Jerman, mengatakan juga sedang menguji efektivitas vaksin mereka terhadap varian baru, yang diberi nama Omicron oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Inovio Pharmaceuticals Inc mengatakan telah mulai menguji kandidat vaksinnya, INO-4800, untuk mengevaluasi efektivitasnya terhadap varian baru. Perusahaan memperkirakan pengujian akan memakan waktu sekitar dua minggu.
Inovio juga mengatakan sedang merancang kandidat vaksin baru yang secara khusus menargetkan Omicron. "Skenario kasus terbaik, INO-4800 akan sepenuhnya tahan terhadap omicron, tetapi jika bukan itu masalahnya, maka kami akan memiliki vaksin yang dirancang baru yang siap digunakan jika perlu," kata Kate Broderick, wakil presiden senior R&D Inovio divisi.
Awal bulan ini, Inovio melanjutkan uji coba tahap akhir vaksinnya di Amerika Serikat setelah 14 bulan ditahan secara klinis.
Sementara itu produsen vaksin Covid-19, Moderna juga mengumumkan bahwa mereka segera memproduksi vaksin atau booster Covid-19 yang menargetkan varian Omicron.
Presiden Moderna Stephen Hoge menargetkan suntikan vaksin Moderna siap pada Maret 2022.
Saat ini, perusahaan sedang menguji apakah vaksin tersebut bekerja efektif. Penerima vaksin mendapat dosis booster sebanyak 50 mikrogram dan 100 mikrogram. "Saya masih percaya bahwa vaksin yang ada setidaknya bisa memperlambat, jika tidak sepenuhnya menghentikan varian Omicron," kata Hoge.
Badan tersebut memberikan garis waktu yang lebih cepat, mirip dengan cara menyetujui vaksin untuk flu, dengan menyetujui perubahan jenis flu, yang akan mempersingkat garis waktu dari tiga menjadi empat bulan.
Di Amerika Serikat, vaksin flu berlisensi dapat diperbarui secara musiman dengan menggantinya dengan jenis virus baru yang diyakini paling mungkin menyebabkan penyakit di musim flu yang akan datang, tanpa perlu uji klinis acak yang besar.
Namun belum jelas seberapa besar kemajuan vaksin untuk menangkal virus Omicron. Dia memperkirakan, efektivitas vaksin moderna kemungkinan akan signifikan. "Mutasi yang sebelumnya menyebabkan penurunan efektivitas terbesar, terlihat di varian Delta dan Beta. Dan semua mutasi itu muncul di Omicron," kata Hoge.
"Jadi pertanyaannya di sini adalah, apakah kita akan melihat kasus seperti Delta? Apakah kita akan melihat kinerja seperti Beta? Atau apakah kita akan melihat kelipatan silang dari keduanya? Saya pikir itu skenario terakhir di mana orang merasa paling khawatir," terangnya. kbc10
Ketua Kadin Surabaya Beri Apresiasi Keberhasilan Program Wirausaha Merdeka 2023 di PPNS
Perbankan Mulai Siapkan Uang Tunai Sambut Libur Nataru
Youtuber dan Tiktoker Dinilai Bikin RI Rugi, Ini Alasannya?
Konsolidasi dan Transformasi Jadi Kunci Keberhasilan BPR dan BPRS Dalam Hadapi Tantangan
BPKÂ Temukan Potensi Kerugian Negara Rp18,9 Triliun di Semester I-2023