PJB bantu bangun jalan huntara korban APG Semeru dengan FABA

Minggu, 6 Februari 2022 | 05:34 WIB ET

Probolinggo, kabarbisnis: PT PJB Unit Bisnis Jasa Operasi dan Perawatan Paiton Kabupaten Probolinggo dalam setahun terakhir ini memanfaatkan limbah batu bara ( faba / Fly Ash Bottom Ash ) menjadi berbagai bahan bangunan sampai infrastruktur jalan.

Yang terbaru, PT PJB memberikan bantuan dalam pembangunan infrastruktur jalan menuju rumah hunian sementara (huntara) maupun hunian tetap (huntap) korban APG Hunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang dengan faba. 

Jalan yang dibangun tersebut sepanjang 150 meter dengan kelas jalan k250 yang membutuhkan 100 ton faba. Komposisi dalam pengecoran jalan itu yakni faba 62%, semen 10%, pasir 14% dan sisanya kerikil.

General Manager PT PJB Unit Pembangkitan Paiton, Agus Prasetyo Utomo menjelaskan faba disini merupakan abu bekas dari pembakaran batu bara dalam proses pengolahan menjadi energi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton.

"Faba iitu limbah dari pembakaran batu bara pembangkit. Sejak tahun 2021 telah ditetapkan sebagai bukan bahan berbahaya beracun atau B3. Makanya PJB mengolahnya menjadi bahan bangunan dan sebagainya. Bahkan kalau ada masyarakat atau pihak yang ingin mengambil faba tersebut, kami sangat terbuka," Agus Prasetyo Utomo, GM PT PJB Unit Pembangkitan Paiton, Jumat (4/2/2022). 

Sebagai informasi, setiap tahun PLTU Paiton rata-rata menghasilkan sebanyak 110 ribu ton faba atau sehari mencapai 350 ton. Sementara setiap hari dalam setahun terakhir mampu memproduksi sebanyak 450 balok faba paving maupun batu bata.

Sementara itu, Supervisor Lingkungan PJB UBJOM PLTU Paiton, Abdul Aziz menerangkan lebih lanjut, secara internal maupun CSR, PJB menginisiasi beberapa program. Salah satunya bekerja sama dengan PLN Persero menjadikan fly ash sebagai Rumah FABA Lestari.

“Satu rumah ini kurang lebih bisa menyerap 40 ton. Saat ini kondisinya sangat melimpah. Jadi ini harapannya dengan adanya Rumah FABA Lestari bisa mengedukasi masyarakat bahwa FABA ini benar-benar aman,” katanya.

Selama ini, FABA dikirim ke pabrik semen sebagai campuran dan ready mix used. Sedangkan pemanfaatan internal, untuk pembuatan batako.

“Saat ini masih terkendala investasi karena alatnya cukup mahal. Mungkin ke depan kita mau menggandeng UMKM atau BUMDes kita dorong untuk memanfaatkan ini sendiri,” ujar Aziz.

Bagikan artikel ini: