Lahan panen menyusut, produksi padi Jatim 2021 turun 154 ribu ton lebih
SURABAYA, kabarbisnis.com: Kinerja pertanian Jawa timur khususnya padi kian merosot, produksi padi turun akibat semakin susutnya lahan panen padi yang tersedia. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur pada Selasa (1/3/2022), produksi padi Jatim sepanjang Januari hingga Desember 2021 mencapai sekitar 9,789 juta ton Gabuah Kering Giling (GKG).
"Atau  mengalami penurunan sekitar 154,95 ribu ton GKG atau sekitar 1,56 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 9,944 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,19 juta ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,30 juta ton GKG," ujar Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan.
Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2021 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Ngawi. Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi padi yang relatif besar, misalnya Kabupaten Blitar, Kota Probolinggo, dan Kota Batu.
"Tiga kabupaten dan kota dengan total produksi padi tertinggi pada 2021 adalah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Ngawi. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah ialah Kota Mojokerto, Kota Batu dan Kota Blitar," tambahnya.
Jika dilihat menurut Subround, penurunan produksi padi secara berturut-turut terjadi pada Subround Mei-Agustus 2021 dan September-Desember 2021, yaitu masing-masing sebesar 0,40 juta ton GKG atau sebesar 10,82 persen dan 0,22 juta ton GKG atau 10,44 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2021 setara dengan 5,65 juta ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 89,47 ribu ton (1,56 persen) dibandingkan 2020 yangs ebesar 5,74 juta ton.
Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 1,27 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,17 juta ton. Berbeda dengan tahun 2021, produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April.
Penurunan produksi padi dan beras tersebut disumbang oleh penurunan luas panen yang terjadi pada Subround Mei-Agustus yang sebesar 80,66 ribu hektar atau 11,65 persen dan Subround September-Desember yang sebesar 24,64 ribu hektar atau 7,29 persen. Di sisi lain, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada Subround Januari-April 2021, yaitu sekitar 0,46 juta ton GKG atau 10, 91 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020.
"Berdasarkan hasil Survei KSA, penurunan luas panen padi di tahun 2021 mencapai seluas 1,747 juta hektar, atau mengalami penurunan sekitar 6,89 ribu hektar atau 0,39 persen dibandingkan 2020 yang mencapai 1,754 juta hektar," tandasnya.
Selain itu puncak panen padi pada 2021 mengalami pergeseran dibanding 2020. Pada 2021, puncak panen terjadi pada bulan Maret, yaitu mencapai 0,39 juta hektar, sementara puncak panen pada 2020 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 0,39 juta hektar. kbc6
Paling Banyak Dikeluhkan, Granostic Hadirkan Layanan Pain Management Center
Jelang Konggres XXV di Bandung, Inilah Harapan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim
Nilai Transaksi Kripto Menyusut pada Januari - Agustus 2023
The Fed Diramal Bakal Kerek Suku Bunga Jadi 5,75 Persen di Akhir Tahun
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G