Petani menjerit, harga pupuk non subsidi melonjak 100 persen sejak awal tahun
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kalangan petani di Tanah Air mengeluhkan melonjaknya harga pupuk non subsidi belakangan ini. Serikat Petani Indonesia (SPI) menyebut, harga pupuk nonsubsidi melonjak 100 persen sejak awal 2022.
Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi SPI Muhammad Qomarunnajmi mengatakan, kenaikan ini dikarenakan peningkatan harga bahan baku produksi terutama gas alam dan permintaan.
"Jenis pupuk kimia yang naik. Setidaknya dua pemicunya yaitu kenaikan bahan baku produksi, terutama gas alam,
dan kenaikan permintaan, karena kuota pupuk subsidi yang berkurang," katanya seperti dikutip, Senin (14/3/2022).
Dalam hal ini, dia mengatakan kenaikan harga pupuk kimia ini akan jadi tekanan bagi petani jika tidak diiringi jaminan pasar dengan harga yang layak.
"Tentu ini akan jadi tekanan bagi teman-teman petani. Tetapi, kami dari SPIÂ menggunakan pendekatan pertanian agroekologi, jadi sudah mulai melepaskan ketergantungan pada pupuk kimia," lanjutnya.
Dia menambahkan, selama ini komponen pupuk memberikan kontribusi sebesar 15 persen terhadap biaya produksi.
Adapun, untuk besaran persentase penggunaan pupuk nonsubsidi dan pupuk subsidi, Qomarunnajmi mengaku belum bisa memastikan besaran angkanya. Pasalnya, masih ada permasalahan pada kartu tani dan distribusi pupuk subsidi.
"Mengacu pada keterangan yang disampaikan ombudsman dan data di Kemenkoperekonomian, tidak semua petani terdaftar di kartu tani dan tidak semua petani yang punya kartu tani memiliki data valid soal luasan lahan dan luasan tanamnya," ujarnya. kbc10
Ecco Enzym olahan relawan binaan Smelting di Gresik bantu peternak sapi lakukan disinfeksi wabah kuku mulut
Lewat Reaksi, XLFL perkuat kontribusi organisasi mahasiswa dan startup ke masyarakat
Dibuka untuk umum, tarif Sirkuit Mandalika Rp150 Ribu-Rp300 Ribu
PGN rangkul Gunvor Singapore perluas trading LNG
Restitusi pajak diprediksi meningkat dekati kuartal IV, ini alasannya