Mau cuan dari bisnis di momen Ramadan, simak tips ini
KAUM muslim sudah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan 2022. Nah, memasuki Ramadan, biasanya ada banyak bisnis online yang akan kembali menjamur. Anda juga tertarik menjalankannya?
Peluang bisnis di bulan Ramadan bisa memberikan untung yang lebih tinggi dari bulan biasanya jika dijalankan dengan tepat, lho. Meski masih berjalan di tengah pandemi, Anda yang ingin berbisnis bisa memulainya pada Ramadan kali ini.
Menurut Islamic Financial Planner Putri Madarina, bulan Ramadan 2022 mulai menunjukkan angin segar bagi para pelaku bisnis online. Peluang bisnis di bulan kali ini diprediksi akan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau kita lihat, sekarang sudah Ramadan ketiga di tengah pandemi sejak tahun 2020. Kalau dulu di awal pandemi mungkin ada shock therapy karena ada banyak perubahan sehingga penjualannya tidak nendang. Tapi di tahun ini masyarakat sudah terbiasa menjalani pandemi," tutur Putri.
Putri memaparkan, banyak mal saat ini sudah mulai terisi dengan penjual maupun pembeli. Perekonomian masyarakat yang mulai membaik, membuat banyak orang berani mengeluarkan uang.
Momen Ramadan 2022 dapat menjadi titik awal bagi yang ingin memulai bisnis. Bisnis Anda yang sebelumnya sempat meredup juga bisa dipulihkan mulai sekarang.
Namun, menjalankan bisnis tentunya tak semudah yang dibayangkan, ya? Nah, berikut ini kiat-kiat berbisnis di bulan Ramadan 2022 yang bisa Anda terapkan:
1. Manfaatkan momen Ramadan
Banyak orang melewatkan kesempatan berbisnis karena ragu untuk mengawalinya. Padahal, bisnis dapat berjalan lebih lancar apabila dilakukan pada momen yang tepat.
Putri mengatakan, bulan Ramadan merupakan momen di mana penjualan cenderung lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya.
"Sales secara keseluruhan itu cenderung naik di momen tertentu seperti Ramadan ini. Lalu setelah Lebaran, biasanya akan cenderung turun lagi. Semua bisnis pasti sulit di awal, namun jangan ragu memulainya," tutur Putri.
Pengalaman serupa pernah dirasakan oleh Yora Anastasha, pemilik bisnis kuliner online @demennyemil.id. Yora yang awalnya memulai bisnis dengan iseng menjual menu masakan lasagna, kebanjiran pesanan berkali-kali lipat pada bulan Ramadan.
"Awalnya aku melahirkan menjelang pandemi, lalu setelah pandemi sampai di titik stres sehingga aku ingin healing dengan memasak. Setelah dicoba, ternyata banyak yang bilang enak sehingga aku berjualan. Lalu di bulan Ramadan, ternyata pesanan melonjak hingga 400 loyang," tutur Yora.
"Ternyata banyak orang menghabiskan uang dengan sangat cepat di bulan Ramadan, apalagi untuk makanan. Banyak juga yang membeli bukan buat diri sendiri, tapi buat dikirim ke orang lain untuk berbuka puasa, atau sebagai hampers Lebaran," sambungnya.
Apabila sudah berani mengambil momen yang tepat, Anda juga perlu membangun personal branding. Apa itu personal branding?Â
2. Buat personal branding
Dalam merintis bisnis, Anda perlu membangun yang namanya personal branding. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ciri khas dari produk kita di mata konsumen.
"Cari tahu apa yang orang sukai. Ini lebih ke apa sih, yang orang pikirkan tentang brand kita? Misalnya kita ciptakan karakter yang amanah dan bertanggung jawab. Seperti ketika penjual mengklaim bahwa paketnya akan tiba dengan aman sampai tujuan, dan ada pertanggungjawaban apabila tidak tercapai," tutur Putri.
Yora yang menjual aneka makanan secara online, telah menerapkan cara ini untuk membangun kepercayaan di mata konsumen. Saat ini dia telah mendapatkan banyak pelanggan dari berbagai daerah, hingga ke luar Pulau Jawa. Hal ini tidak dilakukan dengan mudah. Yora telah melewati proses yang panjang.
"Enggak cuma divakum makanannya, tapi boks dipastikan aman sampai ke luar kota. Aku trial dulu, coba kirim ke teman di Kalimantan. Jadi dari segi rasa, tekstur, dan kemasannya oke. Lalu customer bisa personalized juga apabila paketnya ingin dikirimkan ke teman," cerita Yora.
3. Bagi waktu bersama support system
Menjalankan bisnis merupakan hal yang sulit. Untuk dapat melakukannya dengan baik, Bunda tak luput dari yang namanya support system. Bisnis tak bisa dijalankan seorang diri, terutama Bunda yang telah memiliki anak dan sibuk mengurus rumah tangga.
Agar bisnis berjalan dengan lancar, Bunda perlu membuat komitmen dengan pasangan. Suami akan menjadi orang terdekat yang berperan sebagai support system. Yora terbiasa membagi pekerjaan rumah tangga dan kegiatan mengurus bisnis dengan suami.
"Saya koordinasi dengan suami. Ketika saya membuat kue, dia mengasuh anak. Terima orderan juga tidak boleh melebihi dari kapasitas kami. Kemudian saat pesanan semakin banyak dan harus dikirim H+1, saya selalu beri tahu suami apabila ada pesanan," tutur Yora.
"Saat suami pulang kerja di malam hari, anak main sama suami. Baru aku mulai baking. Anak biasanya juga sudah mau tidur. Memang ada sesuatu yang kita korbankan, yaitu waktu tidur yang semakin sedikit. Tapi kalau kita di rumah, anak tidur siang kita bisa ikut tidur, kan," ujarnya.
Selain membagi tugas, jangan lupakan pentingnya kegiatan operasional, promosi, dan marketing.Â
4. Operasional, promosi, dan marketing
Dalam menjalankan bisnis online, khususnya yang dilakukan dari rumah, Anda tentu memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan operasional. Contohnya, seperti kurir yang mengantar pesanan setiap hari.
Saat ini memang sudah tersedia banyak ojek online. Namun Anda bisa mempersingkat waktu dengan menyediakan kurir sendiri.
"Nah aku punya ojek langganan yang kuajak kerjasama. Aku beri harga khusus, pakai flat rate same day. Biasanya dia kirim abis waktu Isya. Tinggal aku kirim list penerima di paket, jadi bisa siap kirim," papar Yora.
Biasanya, Anda akan mengalami lonjakan pesanan dan keuntungan di bulan Ramadan. Namun setelah Lebaran, penjualan cenderung menurun karena euforia yang sudah lewat. Oleh karena itu, manfaatkan uang yang didapatkan di bulan Ramadan untuk kegiatan promosi dan marketing.
"Kalau bisnisnya sudah besar dan ada uang lebih, bisa lakukan paid promote atau endorse ke publik figur. Atau kalau budget masih terbatas, bisa promosi ke komunitas-komunitas yang biasanya menawarkan promosi gratis," tutur Putri.
5. Pisahkan rekening bisnis dengan rekening pribadi
Ketika penjualan meningkat, omzet juga akan datang dengan lancar. Namun jangan sampai Bunda terlena dengan cuan yang dihasilkan, ya. Pastikan untuk memisahkan rekening bisnis dengan rekening pribadi.
"Jangan karena bisnisnya terkesan kecil, jadi rekeningnya digabung. Kadang kalau digabung, rasanya seperti penjualan ada terus, namun penghasilannya tidak ada. Ternyata Bunda lupa, kalau uangnya sudah dipakai untuk stok bahan makanan atau modal lainnya," tutur Putri.
Selain itu, dia juga menyarankan untuk rutin membuat rincian keuangan. "Jadi rekening harus dipisah agar terlihat selisihnya, dan kita juga harus punya catatan rinci agar lebih jelas," imbuhnya. kbc10
Paling Banyak Dikeluhkan, Granostic Hadirkan Layanan Pain Management Center
Jelang Konggres XXV di Bandung, Inilah Harapan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim
Nilai Transaksi Kripto Menyusut pada Januari - Agustus 2023
The Fed Diramal Bakal Kerek Suku Bunga Jadi 5,75 Persen di Akhir Tahun
Hindari 'Penjajahan' Teknologi, RI Harus Segera Geber 5G