PMK pada ternak tak membahayakan manusia, begini cara mengonsumsinya

Sabtu, 14 Mei 2022 | 07:21 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Pertanian menegaskan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi, kerbau, babi, domba, dan kambing tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Artinya, daging dan susu yang dikonsumsi akan tetap aman selama dimasak dengan benar.

Hal itu dituangkan dalam Pedoman Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia yang dirilis Kementan. "PMK pada hewan tidak membahayakan kesehatan manusia. Daging dan susu tetap aman dikonsumsi selama dimasak dengan benar," unggah Kementan dikutip dari Instagram resmi @kementerianpertanian, Jumat (13/5/2022).

Ini pedoman cara mengonsumsi daging dan jeroan dari Kementan:

1. Daging tidak dicuci sebelum diolah, rebus dahulu selama 30 menit di air mendidih.

2. Jika daging tidak langsung dimasak atau akan disimpan di freezer maka daging bersama kemasan disimpan terlebih dahulu pada suhu dingin (chiller) minimal 24 jam baru kemudian masukkan dalam freezer.

3. Jika jeroan masih dalam keadaan mentah, rebus dalam air mendidih selama 30 menit sebelum disimpan maupun diolah.

4. Rendam bekas kemasan daging dengan detergen/pemutih pakaian/cuka dapur untuk mencegah pencemaran virus ke lingkungan.

Sementara untuk sektor industri, penanganan susu harus dipanaskan hingga suhu 132 derajat celcius selama paling sedikit satu detik untuk jenis ultra high temperature (UHT).

Sedangkan untuk susu yang memiliki pH kurang dari 7 harus dipanaskan pada suhu 72 derajat celcius selama 15 detik atau dengan metode high temperature short time (HTST). Bagi susu yang memiliki pH diatas 7 proses HTST tersebut harus dilakukan dua kali.

PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah. Penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menegaskan bahwa penularan PMK hanya terjadi pada hewan ternak yang berkuku belah (ruminansia) seperti kambing, kerbau, sapi, dan babi.

"Alhamdulillah semua sudah bekerja dengan penanganannya dan bila mau di makan dagingnya sudah ada SOP-nya. Ribuan tenaga medik juga sudah ada di lapangan, sehingga kalau perlu dipotong paksa dapat didampingi tenaga medis. Semua dinas terkait, dinas perhubungan termasuk satgas pangan turun semua. Soal vaksin dalam waktu secepatnya bisa kita buat. instrumen, ahlinya, dan alatnya sudah ada di kita semua," tegas Nasrullah dalam keterangan resmi Kementan. kbc10

Bagikan artikel ini: