72 Persen lahan pertanian RI alami degdradasi

Jum'at, 27 Mei 2022 | 08:24 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Sekitar 72% lahan pertanian di Tanah Air dapat dikategorikan terdegradasi dan sakit.Hal ini disebabkan rusaknya hara tanah akibat massifnya penggunaan pupuk kimia.

Ahli Pupuk dan Bioteknologi Tanah Prof Iswandi Arnas mengingatkan masih kuatnya anggapan diantara petani yang mengharuskan ketersediaan pupuk kimia. Mengacu data, ketergantungan penggunaan pupuk terbilang tinggi. Penggunaan pupuk anorganik 1 hektare (ha) dapat mencapai 350-450 kilogram (kg).

Konsumsinya jauh di atas petani di sejumlah negara maju. China misalnya, penggunaan pupuk anorganik sebesar 242 kg per ha. Kemudian Jerman 150 kg per ha. Bahkan petani di Amerika Serikat, hanya menggunakan pupuk kimia hanya sebesar 80 kg per ha.

"Efisiensi pemupukan menjadi rendah karena tanah kita sebesar 72% rusak .Unsur hara esensial sudah rendah," ujar Iswandi dalam webinar bertema Menjawab Tantangan Peningkatan Produksi Padi dan jagung Nasional dengan Pemupukan Berimbang di Jakarta, kemarin.

Iswandi mengingatkan persoalaan ini harus menjadi perhatian dan membutuhkan solusi Bersama. Apalagi, subsidi pupuk yang dianggarkan sudah mencapai Rp 30 triliun.

Padahal di era tahun 1960-an, kadar organik di Tanah Indonesia masih saat tinggi. Seiring revolusi hijau , intensifikasi pertanian penggunaan pupuk kimia digenjot sementara pupuk organik justru ditinggalkan. "Lama-kelamaan tanahnya rusak. Kadar organik tanahnya sudah kurang dari 1," kata Iswandi.

Wakil Ketua Sekjen Kontak Tani Nelayan Andalan Zulharman Djusman mengatakan, padi dan jagung mengalami surlus produksi. Namun dengan jumlah penduduk sebesar 266,9 juta maka hanya tinggal tersisa beras sebesar 9,75 kg per jiwa. Angka tersebut adalah hasil produksi padi per kapita dibagi luas areal panen padi.

Menurut Zulharman, dengan sisa konsumsi per kapita tahun yang sangat sedikit maka dapat Indonesia terbilang rentan terhadap kekurangan pangan beras di masa depan apabila terjadi anomali iklim. "Indonesia harus mempersiapkan kebutuhan pangan untuk masa depan. Menjadi persoalaan, karena Indonesia belum sepenuhnya menjalankan modernisasi pertanian dan bergantung dengan pupuk kimia," kata Zulharman.

Atas hal ini, Iswandi mendorong semua pemangku kepentingan untuk menggunakan pupuk organik. Terlebih lagi Indonesia mempunyai banyak sumber bahan pupuk organik, baik dari limbah peternakan, pertanian, perikanan, tempat pembuangan akhir (TPA), pabrik gula, dan hutan tanaman industri (HTI).

"Untuk tanaman jagung kita perlu tanah yang gembur sehingga dengan penambahan pupuk organik membuat tanah sangat gembur, sehingga perkembangan akar begitu bagus," ujarnya.

Iswandi juga menyarankan jerami padi dan jagung tidak dibuang. Pasalnya, tanahnya kaya unsur hara dan nutrientnya. Karena itu petani dapat menggunakan kembali menjadi pupuk organik termasuk untuk ternaknya. Meski begitu, pupuk kimia tetap diperlukan, namun penggunaanya harus sesuai ketentuan berlaku.

Koordinator Kelompok Pupuk Pembenah Tanah Direktorat Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian (Kementan) Budi Hanafi menjelaskan, peredaran dan penggunaan pupuk harus mendapatkan pengawasan ketat, sehingga terjamin mutu dan efektivitas.

Pupuk yang diproduksi dan diedarkan di Indonesia untuk sektor pertanian harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM) dan pengguanaannya efektif untuk tanaman serta terdaftar di Kementan. "Untuk menjamin mutu pupuk diterapkan standar mutu berdasarkan SNI, apabila belum ditetapkan SNI-nya maka digunakan PTM," kata Hanafi.

Berdasarkan Permentan Nomor 16/M-IDN/PER/2012 tentang Pemberlakukan SNI Pupuk Anorgani Tunggal secara Wajib, bahwa pupuk KCL dalam pemberlakuan wajib SNI. "Jadi KCL SNI wajib. Pupuk KCL itu yang telah terdaftar dan telah beredar wajib mengikuti SNI 02-2805-2005," tuturnya.

Head of Promotion Uralkali, produsen pupuk potash (kalium) asal Rusia, Maxim Bratchikov mengatakan, perusahaannya memiliki kapasitas produksi pupuk KCL sebesar 12 juta ton dan memasok produksi di 70 negara.Adapun total cadangan kalsium di dunia diperkirakan mencapai 380 miliyar ton.

Maxim menjelaskan, kandungan unsur hara di tanaman adalah makronutrien dan mikronutrien. Unsur Nitrogen mendorong pembentukan protein dan membuat tanaman berkembang lebih kokoh. Sementara phosphate berperan utama dalam menciptakan pertumbuhan akar yang baik.

Adapun kalium meningkatkan resisten tanaman terahdap kekeringan racun dan hama serta meningkatkan kualitas buahnya. Hasil demplot tanaman padi di Myanmar, penggunaan pupuk KCL meningkatkan produksi hingga 19%. kbc11

Bagikan artikel ini: