'Ambyar' saat pandemi, kini Regantris Hospitality gencar ekspansi

Minggu, 26 Juni 2022 | 21:08 WIB ET
COO Royal Regantris Hospitality, Rudy Hermawan (kanan) bersama Camat Tegalsari Surabaya, Buyung Hidayat Rahman di lobi hotel Royal Regantris Cendana Surabaya.
COO Royal Regantris Hospitality, Rudy Hermawan (kanan) bersama Camat Tegalsari Surabaya, Buyung Hidayat Rahman di lobi hotel Royal Regantris Cendana Surabaya.

SURABAYA, kabarbisnis.com: Industri perhotelan termasuk yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Berdasarkan data Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), lebih dari 2.000 hotel telah ditutup secara permanen karena tidak kuat beroperasi kala pandemi.

Namun seiring terkendalinya pandemi dan melandainya kasus Covid-19, pelaku industri hotel optimis akan bangkit lagi.

Meski saat ini kondisi pasar di sektor pariwisata belum pulih seperti sebelum pandemi, namun pelaku industri perhotelan mulai gencar ekspansi dan menyiapkan investasi untuk pengembangan usaha.

Seperti yang dilakukan Royal Regantris Hospitality yang merasakan dampak pandemi Covid-19 selama dua tahun, dan kini mulai kembali bangkit dan melanjutkan rencana ekspansi mereka.

COO Royal Regantris Hospitality, Rudi Hermawan mengatakan, meski dampak dari pandemi juga dirasakan oleh semua industri perhotelan, namun pihaknya merasakan cukup berat. Maklum, saat itu usia hotel yang dioperasikannya baru sekitar 4 tahun.

"Sempat tiga bulan dua hotel kami di sini (Surabaya) tutup karena adanya peraturan pembatasan aktivitas masyarakat. Sekitar April sampai Juli 2020 kami tutup," katanya di sela penandatanganan kerja sama antara Royal Regantris Cendana dan Regantris Hotel Surabaya dengan Kecamatan Tegalsari untuk pemberdayaan UMKM, baru-baru ini.

Rudi pun menceritakan masa sulit yang harus dialami hotelnya saat pandemi. Tak hanya harus tutup, hotel, kata Rudi juga rutin menggelar tes Covid-19 bagi seluruh karyawan saat hotelnya kembali beroperasi.

"Alat tes Covid-19 selalu ready dan rutin dilakukan tes sebagai antisipasi penularan dan untuk kenyamanan tamu," imbuhnya.

Meski beroperasi, lanjut Rudi, hotel tak berharap banyak kepada revenue dari tamu, mengingat jumlah tamu yang menginap sangat sedikit. Penjualan food and beverage pun juga sangat kecil, karena adanya larangan makan di tempat (dine in).

"Jam kerja tidak penuh, maksimal 20 hari kerja, dan gaji pun juga tidak utuh. Jadi mau tidak mau manajemen harus melakukan efisiensi," jelasnya.

Efisiensi yang dilakukan bisa dikatakan terjadi di semua sektor, mulai energi, gaji karyawan, hingga SDM, dalam artian setiap karyawan bisa melakukan lebih dari satu tugas.

"Dulu sebelum pandemi, satu karyawan hanya melaksanakan satu tugas. Kalau house keeping ya house keeping saja. Kalau resepsionis ya resepsionis saja. Namun selama pandemi, semua orang harus multitasking atau bisa melakukan banyak tugas. Bahkan GM (general manager) kami, harus melakukan giliran jaga jam malam," beber Rudi.

Hal itu diakuinya ada dampak positifnya, karena kini semua karyawan bisa menjalankan tugas di luar tugas utamanya.

Rudi bersyukur, 'puasa' yang dialami selama pandemi kini mulai berangsur pulih. Meski belum kembali seperti masa sebelum pandemi.

"Untuk okupani sebarannya memang berbeda. Di Bali misalnya sekitar 70 persen, Surabaya 50-60 persen, Semarang juga sudah 70 persen. Sedangkan tarif hotel juga belum bisa kembali seperti sebelum pandemi. Masih 30-50 persen dari harga normal," ungkap Rudi.

Masih belum pulihnya 100 persen okupansi,.lanjut dia, selain karena belum dibuka sepenuhnya wisatawan mancanegara, juga segmen tamu korporasi atau untuk urusan bisnis juga belum pulih. Praktis, segmen yang dibidik masih didominasi leisure atau keluarga.

"Kondisi ini membuat kebijakan kami bahwa seluruh jaringan Regantris menyediakan fasilitas playground seiring perubahan segmen tamu," tandas Rudi.

Lanjutkan ekspansi

Mulai meningkatnya okupansi dan menggeliatnya sektor pariwisata mendasari manajemen Regantris untuk kembali melanjutkan ekspansi.

"Kita membidik pengembangan ke wilayah barat Indonesia, seperti Jakarta, Jawa Barat atau Sumatera," ujar Rudi.

Saat ini Royal Regantris Hospitality mengoperasikan beberapa hotel, diantaranya Hotel Royal Regantris Cendana, Regantris Hotel di Surabaya, Trizz Hotel Semarang, Hotel Royal Regantris Villa Karang di Gili Air Lombok, Royal Regantris Kuta, dan Hotel Royal Regantris Trawangan di Gili Trawangan Lombok.

"Sebelum pandemi memang policy perusahaan adalah setiap tahun ekspansi baik untuk membangun hotel atau mengoperasikan hotel baru. Untuk tahun ini, awalnya kita rencana masuk Yogyakarta, tapi sepertinya batal," bebernya.

Yang jelas, ekspansi terdekat yang akan dilakukan adalah menambah jumlah kamar untuk hotel di Bali.

Selain itu pengembangan ke depan adalah ekspansi hotel bintang dua dengan nama Trizz, juga hotel bintang 4 dengan nama Grand Regantris.

"Kita tetap memegang visi misi Regantris, yakni ingin menjadi jaringan hotel dari lokal ke jaringan hotel besar," ujar Rudi. kbc7

Bagikan artikel ini: