Dari batang sawit, PSN siap bangun pabrik biomassa senilai US$5 juta
JAKARTA, kabarbisnis.com: Bukan hanya menghasilkan minyak sawit berupa minyak mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO), ekosistem industri sawit juga mampu menghasilkan limbah biomassa.
Berbahan baku dari limbah kelapa sawit ini juga dapat dimanfaatkan beragam kebutuhan seperti pakan ternak, pupuk organik, gula merah hingga bahan baku energi baru terbarukan.
Melihat besarnya peluang ekonomi dari limbah sawit ini, para petani sawit swadaya yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Sawit Nusantara (PSN) berencana membangun pabrik biomassa di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Bangka Belitung (Babel).
Sebagai pilot project memiliki kapasitas produksi pabrik biomass ini mencapai 5.000 ton selama satu tahun. "Kami sudah melakukan peneltian dan menguasai teknologi untuk membangun pabrik biomassa. Batang sawit jumlahnya sangat berlimpah namun terbuang begitu saja," ujar Ketua Umum PSN Hendry Halim usai mendeklarasi organisasi petani sawit di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Sebagai bahan baku, Hendry menjelaskan, batang sawit dihasilkan dari kegiatan peremajaan kebun sawit setelah mencapai usia ekonomis yakni di atas 25 tahun. Hendry berharap petani pun akan memperoleh tambahan pendapatan atau setidaknya penggantian biaya hidup ketika mengikuti kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
"Dengan memasok batang sawit ke pabrik, petani akan memperoleh tambahan pendapatan jatah hidup Rp 500.000 per haktare (ha)/bulan selama tiga tahun atau hasil tandan buah sawit (TBS) petani secara optimal," terang Hendry.
Hendry menghitung, untuk membangun pabrik biomassa ini membutuhkan pendanaan US$5 juta. Dia optimis dapat menggalang pendanaan dari LSM baik Uni Eropa dan Jepang yang sangat peduli dengan energi terbarukan dan lingkungan hidup.
Menurutnya, untuk membangun dan pengoperasian pabrik biomassa dibutuhkan waktu satu tahun. Karena itu dia berharap Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS) dapat mengafirmasi usulannya sesuai juknis sebagai sumber pembiayaan yang ditetapkan program PSR di sejumlah sentra sawit. "Kalau kita melakukan prototipenya," kata Hendry.
Shin Imai, mitra utama PSN menyatakan, Jepang sudah mengolah kayu menjadi biomassa untuk energi, pakan dan pupuk. Kualitas daging sapi dengan pakan asal kayu ini lebih baik ketimbang pakan konvensional. Indonesia memiliki luas lahan sawit terbesar dunia dan sekarang sedang punya program peremajaan sawit rakyat bisa mengolah kayu sawit seperti di Jepang.
Terkait deklarasi Perkumpulan PSN, Hendri menyatakan organisasinya sudah berbadan hukum sejak 15 Juli 2020. Namun, Pandemi Covid-19 menyebabkan aktivitas terhambat dan baru dikukuhkan kembali mulai 17 Juli 2022 lalu. Menurutnya, PSN bertujuan mempersatukan seluruh kelompok usaha petani sawit sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan yang merata.
PSN juga memiliki tujuan membangun ekonomi kerakyatan di pedesaan dengan menumbuh kemangkan usaha petani sawit berwawasan lingkungan. Meningkatkan dan memberdayakan sumber daya manusia petani kelapa sawit agar menguasai iptek pertanian modern; mempersiapkan petani kelapa sawit menjadi petani profesional yang mampu bersaing di era globalisasi.
"PSN menjembatani kepentingan masyarakat petani kelapa sawit, pengusaha dan pemerintah dalam rangka mewujudkan berbagai kepentingan dengan tidak merugikan semua pihak," terangnya.
Hendry menegaskan, PSN menjadikan organisasi yang berbuat nyata untuk petani sawit. PSN lahir dari pelaku usaha yang merupakan petani, tidak ada unsur ingin bersaing dengan asosiasi sejenis, tidak berpolitik dan independen.
"Saat ini harga TBS dibawah Rp1.000/kg dibawah nilai keekonomiannya, petani kelapa sawit baru bisa bertahan pada harga Rp1500-1700/kg. PSN akan memberdayakan petani sawit sehingga punya nilai tawar sendiri; harga stabil;Â posisi dalam rantai pasok, jaringan dan jaminan pasar jelas. Petani menjadi subjek dan bukan objek," beber Henry.
Ramsi, deklarator petani sawit Bangka Belitung menyatakan PSN merupakan organisasi nirlaba, tapi akan membuat unit-unit bisnis yang nyata di masyarakat petani. Diawali dengan unit bisnis yang mengolah limbah diikuti unit bisnis yang lainnya dengan mengoptimalkan seluruh potensi perkebunan sawit rakyat.kbc11
Meluncur Tahun Depan, PS 5 Pro Bakal Dibanderol Rp11 Jutaan?
Tak Hanya Jadi Idaman Anak dan Suami, Pekerjaan Lancar berkat Tineco Vacuum
SPTP Tanam 55 Ribu Bibit Mangrove di Wisata Bahari Sontoh Laut
BI Klaim Transaksi Repo di Pasar Uang RI Terus Meningkat
Pemerintah Siap Guyur Insentif Pajak Industri di 2024, Ini Kriterianya