Dari warung masuk mal, KAG menjelma jadi brand nasional

Selasa, 26 Juli 2022 | 22:21 WIB ET
Founder KAG Indonesia, Ferry Setiawan (kanan) saat berbincang dengan karyawannya di outlet KAG Royal Plaza Surabaya.
Founder KAG Indonesia, Ferry Setiawan (kanan) saat berbincang dengan karyawannya di outlet KAG Royal Plaza Surabaya.

SURABAYA, kabarbisnis.com: Tidak banyak pelaku usaha kecil dari pedagang kaki lima yang sukses menjadi pelaku bisnis kelas menengah. Selain harus mampu memenangi persaingan, semangat dan inovasi menjadi modal yang tidak bisa disepelekan.

Adalah KAG, brand usaha kuliner dengan menu andalan ayam geprek yang membuktikan diri mampu naik kelas dari usaha warung hingga masuk mal.

Founder KAG Indonesia, Ferry Setiawan mengatakan, dari tahun ke tahun sejak dia merintis usaha ayam geprek warungan pada 2014 di Surabaya, diupayakan selalu ada perkembangan. Setelah model warung, Ferry memberanikan diri membuka usaha di ruko, mini store yang hanya melayani online dan take away, dan kini merambah pusat perbelanjaan atau mal.

"Ini adalah outlet ke 7 di Surabaya, selain kami hadir di beberapa kota seperti Bali, Solo, Sidoarjo, Kediri, Mojokerto, Jakarta, Malang, hingga Labuan Bajo," katanya pada pembukaan gerai KAG di food court Royal Plaza Surabaya, Selasa (26/7/2022).

Dikatakan Ferry yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur ini, masuknya KAG di mal mengingat saat ini bisnia kuliner mulai menggeliat seiring melandaikanya kasus Covid-19.

"Jika selama pandemi penjualan online mendominasi, kini orang banyak yang ingin dine ini untuk experience atau bertemu dengan kolega, teman, keluarga. Nah di saat benar-benar endemi, kita sudah menancap kuat," tandasnya.

Selain itu, lanjut Ferry, usaha di mal konsepnya ke dine in dan take away. Dus, dengan begitu brand value naik karena traffic orang dine in maupun online tinggi.

"Dan mengapa sekarang, karena momennya pas dimana setup harga belum normal, dalam artian harga sewa yang berlaku masih bisa dinego dengan harga pandemi. Nah, setelah ini kita tancap gas," ulasnya.

Diakui Ferry, outlet di Royal Plaza adalah outlet di dalam mal pertamanya. Dalam waktu dekat, KAG juga akan kembali membuka dua gerai baru yang juga di mal di Surabaya. "Bocorannya, kita akan masuk di Ciputra World dan Pakuwon Supermall atau PTC," ungkap Ferry.

Selain itu, pihaknya juga akan memperluat jaringan di bwberapa kota di Jawa Timur. Selain Surabaya juga membidik Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Malang, dan kota lainnya. Konsep baik outlet dikelola sendiri atau konsep franchise yang mulai dia bangun.

Terkait strategi KAG ke depan, dia menyebut, selama 8 tahun berpengalaman di kuliner berbasis ayam geprek, akan terus mengembangkan brand hingga menasional. Dia optimis pasar akan terus tumbuh positif, mengingat bisnis kuliner tak pernah mati.

"Kuncinya adalah inovasi. Ayam geprek banyak, tapi kalau hanya bersaing di harga saja bagi saya tak akan bisa berkembang. Bisnis kuliner itu selain produk berkualitas, juga service yang utama," jelasnya.

Di tempat yang sama, Komisaris KAG Indonesia, Stephen Walla mengaku sangat optimis dengan inovasi dan kreativitas plus semangat yang tinggi, brand KAG Indonesia akan berkembang.

"Pasar kuliner makin beragam dan berkembang ke konsep, ambience, serta lokasi jadi poin tersendiri bagi konsumen. Tapi kembali lagi kuliner itu makanan. Nah kekuatan KAG itu produk diterima pasar dan sesuai dengan lidah masyarakat. Kami juga terus mengeluarkan produk baru dan berinovasi," ujarnya. kbc7

Bagikan artikel ini: