Presiden Jokowi anggap RI mampu hadapi krisis global

Selasa, 16 Agustus 2022 | 13:35 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global. Sementara, negara-negara di dunia tengah terancam krisis global, bahkan terancam kebangkrutan.

Hal itu disampaikan Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Jokowi mengatakan, tantangan yang tengah dihadapi sangat berat. Semua negara di seluruh dunia sedang menghadapi ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. "Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi," kata Jokowi.

Sebanyak 107 negara yang terdampak krisis global, sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.

"Ujian ini tidak mudah bagi dunia dan juga tidak mudah bagi Indonesia. Semua ini harus kita hadapi dengan kehati-hatian dan dengan kewaspadaan. Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini," tuturnya.

Presiden membeberkan, keberhasilan Indonesia dalam menghadapi krisis global. Jokowi mengatakan Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Selain itu, Indonesia berada dalam lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.

Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7%. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%. Sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun.

"Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp 502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," terang Jokowi.

Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44% pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp 364 triliun.

"Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju," tegas Jokowi.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo mengingatkan ancaman krisis global sudah berada di depan mata. Salah satunya krisis pangan yang membuat 320 juta penduduk dunia mengalami kelaparan akut.

Selain itu, Bamsoet menyampaikan menurut data International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia, 66 negara diprediksi akan bangkrut dan ambruk. Prediksi itu menggambarkan tantangan besar bagi Indonesia. "Perlambatan dan kontraksi pertumbuhan ekonomi global, semakin diperburuk oleh tingginya kenaikan inflasi," ucap Bamsoet.

Meski begitu, menurut survey Bloomberg, Indonesia dinilai memiliki risiko resesi kecil. Bahkan jauh lebih baik dibanding Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Eropa.

"Hanya 3%, sangat jauh jika dibandingkan dengan rata-rata negara Amerika dan Eropa, yang mencapai 40% hingga 55%, atau negara Asia Pasifik pada rentang antara 20% hingga 25%," tutur Bamsoet.

Kendati demikian, dia meminta pemerintah tak lalai dan tetap siaga mengantisipasi dampak krisis global pada perekonomian Indonesia. "Kita tidak boleh lalai. Kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional," pungkas Bamsoet.kbc11

Bagikan artikel ini: