Pertumbuhan industri mamin melambat jadi 5% imbas kenaikan harga BBM

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman (mamin) nasional diperkirakan menjadi 5% dari target di awal tahun 2022 sebesar 7%. Koreksi sub sektor industri pengolahan pangan ini menyusul rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluru Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman memperkirakan, penurunan pertumbuhan industri mamin ini masih wajar. Menurutnya, dampak kenaikan harga BBM tidak akan signifikan melemahkan industri mamin nasional.
Pasalnya, industri selama ini sudah membeli solar dengan harga pasar. Kenaikan harga BBM berkontribusi sekitar 50% dari seluruh ongkos logsitik. Sisanya untuk biaya tol dan sopir.
Ongkos logistik berkontribusi 4% - 8% terhadap seluruh biaya produksi mamin. "Artinya kira-kira  pengaruhnya 1% - 2% dari harga produk itu sendiri," kata Adhi dalam keterangan pers Food Ingredients Asia 2022 di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Adhi optimis industri mamin nasional berpeluang bertumbuh hingga sepanjang tahun. Melihat kinerja pertumbuhan industri mamin triwulan I/2022 sudah sebesar 3,75%, lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2021 yang hanya 2,45%. "Industri mamin nasional juga bertumpuh ditopang ekspor yang menembus US$10,92 miliar masih di triwulan I/2022," ujar Adhi.
Adhi mengatakan, mayoritas pelaku industri makanan dan minuman memilih untuk menyerap peningkatan biaya produksi tersebut dan mengurangi margin pendapatan. Pertimbangannya, lanjut Adhi, daya beli masyarakat saat ini masih belum pulih dari pandemi Covid-19.
Adhi menilai, peningkatan harga jual produk pangan olahan tidak mudah lantaran rantai produksinya yang panjang. Maka dari itu, peningkatan harga pangan olahan memerlukan negosiasi di setiap rantai pasok industri pangan olahan.
Adhi pun mendorong pelaku industri melakukan substitusi sebagian bahan baku maupun bahan penolong. Menurutnya, strategi ini dapat menolong tekanan pada margin pendapatan.
Adhi mengaku, justru menilai dampak kenaikan harga komoditas pada paruh pertama 2021 jauh lebih besar terhadap kelangsungan industri. Dampak kenaikan harga komoditas pada harga jual dapat mencapai 3% per bulan atau 18% sepanjang semester I-2022. "Jadi, kalau kenaikan harga jual 1% masih entenglah untuk diserap pelaku industri makanan dan minuman," kata Adhi.
Adhi juga berharap pencairan bantuan sosial Rp 24,6 triliun untuk masyarakat dapat memicu konsumsi industri mamin nasional. "Masyarakat bisa beli balik hasil industri, kami bisa produksi terus, pekerja terus berjalan, roda ekonomi terus berputar," kata Adhi.
Terkait penyelenggaran Food ingredients Asia (Fi Asia) 2022 yang ke 25 di Jakarta pada 7-9 September 2022 di Jakarta Internasional Expo, Adhi mengatakan, Indonesia menempati negara ke 4 terpadat di dunia ini juga menunjukkan tren penjualan produk makanan produk makanan kesehatan yang tinggi, yaitu 8% dari total populasi. "Kita mendorong pertumbuhan industri mamin serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan," kata dia.
Dalam ajang Fi Indonesia 2022, lebih dari 300 produsen bahan makanan terkemuka dari seluruh dunia akan menampilkan berbagai inovasi bahan baku makanan dan minuman terbaru. Pameran ini juga bertujuan untuk merespon permintaan terhadap makanan dan suplemen sehat yang meningkat, terutama dari kalangan konsumen global yang semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan.
Adhi menambahkan, Fi Asia menjadi platform yang tepat dan komprehensif untuk berbagai skala bisnis dalam meningkatkan dan memperkuat keberadaan dan kapasitas pelaku industri di kawasan ASEAN. "Fi Asia memiliki nilai lebih bagi para peserta pameran dan pengunjungnya melalui berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi industri, sehingga dapat menciptakan produk yang kompetitif. Kelak, Indonesia tidak hanya menyerap komoditi asing, akan tetapi mampu memproduksi makanan dan minuman olahan yang inovatif dengan biaya efisien," ujar Adhi.
Group Director ASEAN, Fi Asia (Thailand) Co Ltd, Rungphech Chitanuwat mengatakan, untuk pertama kalinya Fi Asia diselenggarakan dalam skala penuh secara tatap muka setelah tiga tahun dilakukan secara virtual. Dalam ajang ini, ada berbagai perusahaan negeri maupun swasta yang akan menghadirkan inovasi bahan baku makanan dan minuman yang canggih guna menciptakan nilai tambah dan meningkatkan pengembangan produk.
Tahun ini Fi Asia akan hadir dengan 8 pavilions yaitu Natural Ingredients Pavilion, New Business Pavilion, Beverage Ingredients Pavilion, Thailand Pavilion, USA Pavilion dan yang terbaru India Pavilion, Malaysia Pavilion dan China Pavilion yang hadir secara hybrid.
Dewan Penasihat dan Ilmuwan Senior South East Asian Food and Agricultural Science and Technology - SEAFAST Center IPB Prof. Dr. Purwiyatno menambahkan, tahun ini, dalam acara Fi Asia 2022, South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center bersama dengan Institut Pertanian Bogor akan menyelenggarakan konferensi internasional, salah satunya adalah Halal Conference bertemakan âUpdates on Halal Certification Producers in Indonesiaâ. "Konferensi ini menjabarkan mengenai tren produk halal dan bagaimana memasuki pangsa pasar halal di Indonesia," pungkasnya.kbc11
Paling Banyak Dikeluhkan, Granostic Hadirkan Layanan Pain Management Center
Jelang Konggres XXV di Bandung, Inilah Harapan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim
Nilai Transaksi Kripto Menyusut pada Januari - Agustus 2023