Bakal ada tambahan gas bumi sebesar 500 mmscfd dari Jatim dan Jateng

Kamis, 1 September 2022 | 09:05 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Kepala SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Nurwahidi mengklaim akan mendapatkan tambahan produksi gas bumi hingga 500 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd). Yang terbesar terdapat di wilayah Jatim dan Jateng.

Nurwahidi mengatakan, potensi 500 mmscfd ini akan dihasilkan dari 8 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas. Yang paling terbesar adalah Beberapa proyek gas yang akan onstream dan berpotensi memberikan tambahan produksi sekitar 500 mmscfd adalah  Jambaran Tiung Biru - PEPC yang akan memproduksi gas terbesar yakni sekitar 192 mmscfd. HCML dengan sumur MDA/MDH sekitar 120 mmscfd dan MAC sebanyak 50 mmscfd. Dan Medco dengan lapangan Paus Biru sebanyak 30 mmscfd. Sumur RBG yang dikelola  TIS petroleum sebanyak 15 mmscfd. Serta Kris Energy dengan lapangan Lengo sebanyak 70 mmscfd. Serta sumur eksplorasi ENC dikelola EML sebanyak 30 mmscfd. Lapangan Bukit Panjang dikelola PCK2L sebanyak 50 mmscfd serta beberapa proyek gas lainnya.

"Saat ini saja Jatim sudah surplus gas dan ini menjadikan wilayah SKK Migas Jabanusa ini menjadi salah satu penyumbang migas terbesar Indonesia. Dimana 203 ribu bopd atau sebesar 35% dari produksi minyak bumi dari wilayah kami dan sekitar 560 mmscfd gas atau sebesar 10% produksi gas bumi secara nasional," papar Nurwahidi di Surabaya, Rabu (31/8/2022).

Sumber daya gas yang besar ini bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi di Jatim maupun di Jateng. Sebab pemanfaatan yang utama produksi gas bumi di Jawa Timur dan Jawa Tengah digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan domestik agar perekonomian di daerah meningkat secara cepat.

Hal ini pun diamini oleh Komite BPH Migas, Wahyudi Anas, yang menyebutkan jika sebagian besar gas yang dihasilkan diperuntukan untuk kepentingan produksi listrik dan pupuk serta industri. Yakni 160 mmcfd gas di Jatim digunakan untuk listrik. 130 mmscff untuk produksi pupuk dan 140 mmscfd digunakan industri.

"SKK Migas dan BPH Migas akan bersatu untuk pengelolaan gas ini. Apalagi dengan dikembangkannya kawasan industri KEK yang membutuhkan supplay gas yang cukup besar," beber Wahyudi Anas.

Mendengar akan ada surplus gas yang lebih besar di Jatim ini membuat Wakil Gubenur Jatim, Emil Elestianto Dardak semakin bersemangat. Sebab menurutnya, Jatim sudah memiliki kawasan industri terpadu di hampir semua kabupaten.

"Artinya dalam 3 tahun ke depan Jatim akan surplus gas hingga 200 mmscfd. Dan ini akan membuat semua kawasan industri yang ada di Jatim akan mendapatkan sumber daya gas yang lebih murah. Tinggal koordinasi dengan BPH Migas bagaimana saluran gas itu bisa sampai ke kawasan industri Jatim yang ada di Madiun, Tuban, Lamongan dan wilayah lain diluar kawasan industri mainstream Jatim seperti Gresik, Sidoarjo dan Surabaya," terangnya usai mengunjungi booth peserta Gas Expo 2022.

Peningkatan produksi gas ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor masuk ke Jatim. Sehingga menjadikan Jatim semakin pesat pertumbuhan ekonominya di Indonesia.

"Saya yakin ekonomi bisa tumbuh di atas 5,5 persen hingga 6 persen. Tetapi kita memang harus hati-hati terhadap inflasi akibat memanasnya perang di negara lain. Maka dari itu jaringan gas (Jargas) rumah tangga yang digaungkan BPH Migas diharapkan mampu melahirkan UMKM tangguh sehingga daya beli masyarakat tetap stabil," tandas Emil.kbc6

Bagikan artikel ini: