Terimbas kenaikan harga BBM, okupansi hotel diprediksi susut 5 persen
JAKARTA, kabarbisnis.com: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memperkirakan okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel akan turun sekitar 5 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran menjelaskan, saat ini okupansi hotel secara nasional berada di level 40 persen pada Agustus. Angka ini turun jika dibandingkan bulan sebelumnya, yang mencapai kisaran 45 sampai 47 persen.
Menurutnya, penurunan ini terjadi karena aktivitas korporasi yang menggunakan hotel cenderung sepi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Oleh karena itu, Maulana menilai kenaikan harga BBM akan semakin menekan okupansi hotel hingga 5 persen sepanjang September ini. Pasalnya, ongkos transportasi akan meningkat dan mengurangi kunjungan wisatawan.
"Yang jelas sekarang ini saya belum bisa menebak dampaknya, mungkin baru bisa kami lihat di bulan depan, bisa turun 5 persen lagi," kata dia seperti dikutip, Selasa (13/9/2022).
Maulana pun menyebut dampak kenaikan harga BBM tidak hanya terjadi pada penurunan tingkat okupansi, tapi juga pada ongkos operasional hotel.
Sebab itu, pihaknya akan melakukan efisiensi terkait biaya operasional itu. Selain itu, Maulana juga mengaku pihaknya terus berupaya menarik pelanggan dengan beberapa program menarik, seperti diskon.
Meski demikian, ia tidak menjamin semua pengusaha akan membuat program diskon mengingat keuangan mereka pun belum sepenuhnya stabil pasca pandemi Covid-19.
"Beberapa hal akan dilakukan untuk menarik pelanggan, kalau diskon itu tergantung dari masing-masing industrinya," sambung Maulana.
Sebelumnya, pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis pertalite dan solar pada Sabtu (3/9) lalu. Pertalite naik dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu per liter. Sedangkan, solar naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Pemerintah juga menaikkan harga BBM non subsidi jenis pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Wacana kenaikan harga BBM subsidi memang sudah berhembus sejak beberapa pekan terakhir karena proyeksi kuota APBN 2022 jebol akhir tahun. Alokasi untuk subsidi energi dari APBN tahun ini jebol hingga Rp502,4 triliun dari anggaran awal Rp152,5 triliun. kbc10
Meluncur Tahun Depan, PS 5 Pro Bakal Dibanderol Rp11 Jutaan?
Tak Hanya Jadi Idaman Anak dan Suami, Pekerjaan Lancar berkat Tineco Vacuum
SPTP Tanam 55 Ribu Bibit Mangrove di Wisata Bahari Sontoh Laut
BI Klaim Transaksi Repo di Pasar Uang RI Terus Meningkat
Pemerintah Siap Guyur Insentif Pajak Industri di 2024, Ini Kriterianya