Surabaya jadi tuan rumah B20 jelang G20, bakal bahas ekonomi berkelanjutan
SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya bersama HIPMI Surabaya, APINDO, Entrpreneurs' Organization, dan Koalisi Ekonomi Membumi bergerak aktif menyukseskan forum B20 sebagai kegiatan pendukung atau side events menuju puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022. Forum B20 dihelat di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 14-17 September 2022.
“Forum B20 mempunyai arti strategis. Ini tentu menjadi kesempatan penting bagi para pelaku bisnis di Surabaya dalam memperkuat relasi, membangun visi internasional, dan membuka pemahaman global; selain tentu saja ini dari sisi tourism akan turut mempromosikan beragam hal menarik dari Surabaya,” ujar Ketua Kadin Surabaya M. Ali Affandi.
B20 sendiri adalah salah satu engagement group terkemuka di dalam G20. B20 melibatkan banyak perusahaan serta organisasi bisnis. Mereka yang berada di dalamnya umumnya merupakan pemimpin perusahaan, tokoh bisnis, dan peneliti dunia usaha dari berbagai negara.
“Kadin Surabaya sebagai bagian dari dunia usaha di Kota Pahlawan, tentu berperan aktif. Kami dampingi para delegasi dari luar negeri. Kami akan perkuat relasi. Kami juga promosikan berbagai potensi dan kekuatan bisnis Surabaya,” jelas Andi, sapaan akrab Ali Affandi.
Rangkaian B20 di Surabaya akan diisi dengan diskusi bisnis, melihat berbagai keindahan Surabaya seperti Tunjungan Romansa, berkeliling dengan Surabaya Green Bus, hingga menikmati parade Oud Soerabaja di sepanjang kawasan Tunjungan dan pameran fotografi di Alun-Alun Surabaya/Balai Pemuda. Agenda dipungkasi dengan mengunjungi pusat industri PIER dan menanam 2000 pohon mangrove.
Andi memaparkan, berdasarkan daftar terbaru, sebanyak 250 delegasi dari berbagai negara akan berkunjung ke Surabaya. Itu belum termasuk peserta yang hadir secara daring, karena beberapa acara dikonsep hybrid. Mereka datang dari perwakilan negara G20, dunia industri, akademisi, penggerak lingkungan dan bisnis, serta stakeholder lainnya.
Deputy Chair Finance & Infrastructure Task Force B20, Arief Budiman, mengatakan, forum B20 bisa menjadi momentum untuk sama-sama memperkuat komitmen terkait pengembangan infrastruktur ekonomi pasca pandemi secara lebih berkelanjutan dan memenuhi prinsip kepedulian pada lingkungan.
Dia mengutip Global Health Security Index yang menunjukkan bahwa rata-rata skor Indeks GHS keseluruhan adalah 40,2 dari kemungkinan 100. Secara umum ini menunjukkan kesiapsiagaan global untuk epidemi dan pandemi masih sangat lemah.
Sehingga, papar Arief, perlu ada prioritas dari berbagai jenis infrastruktur untuk mengatasi masalah keamanan kesehatan. “Forum B20 akan memfasilitasi pembicaraan tentang bagaimana membangun dunia yang lebih baik pasca-pandemi, termasuk bagaimana infrastruktur hijau disiapkan,” ujarnya.
Arief mengingatkan ancaman perubahan iklim ke depan yang bisa menghantui dunia. Para pelaku usaha harus berperan aktif dalam menjawab tantangan perubahan iklim.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Swiss Re Institute menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat menghapus hingga 18% dari PDB dari ekonomi dunia pada tahun 2050 jika suhu global naik sebesar 3,2°C. Urgensi perubahan iklim telah membawa jumlah bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya ke planet ini, yang semakin menyusahkan ekonomi global. “Kita harus bergandengan tangan menemukan solusi untuk dunia bisnis yang berkelanjutan,” beber Arief.
Ini Alasan BI Tarik Uang Logam Rp500 TE 1991 dan 1997, Rp1.000 TE 1993
Dukung EBT, Barata Indonesia Sukses Kembangkan Reaktor B100
Wisuda Sarjana ke-27 Stikosa AWS, Peluang Besar dan Tantangan Sarjana Komunikasi di Era Digital
Genjot Kawasan Komersial di Surabaya Barat, Intiland Segera Pasarkan Tierra SOHO Tahap II